Mohon tunggu...
Febriwan Harefa
Febriwan Harefa Mohon Tunggu... Guru - Seorang tenaga pendidik

Membaca, Menulis, Travelling adalah aktivitas yang tidak bisa dipisahkan. Aktifitas setiap hari adalah sebagai tenaga pengajar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Hidup Perjuangan Wanita Penjual Kelapa Muda di Taman Kota

31 Oktober 2020   15:55 Diperbarui: 31 Oktober 2020   16:00 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Foto Pribadi

Dia bukan orang hebat yang mempunyai jabatan tinggi atau seorang tokoh inspiratif tingkat dunia. Dia hanya seorang wanita paruh baya yang menurutku memiliki daya perjuangan hidup yang patut aku teladani. Kami sering memanggilnya dengan sebutan Ina Doni. Bagi saya dia adalah seorang wanita yang energik, ceria, dan pantang menyerah.

Sangat disayangkan, pada usia yang sangat produktif.  Ia dipaksa oleh orangtuanya untuk menikah. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah pendidikan terakhir yang ia tamatkan. Feberlina itu nama panggilan Ina Doni sebelum  menikah. Pada usia 19 tahun, Dia dijodohkan dengan seorang pria yang mempunyai jarak usia 13 tahun darinya. Sebelum menikah, Feberlina bekerja sebagai penjaga toko di sebuah toko penjual bahan-bahan pakaian.

Demi mendapatkan upah 600 ribu, ia bersama dengan beberapa teman harus mengayuh sepeda sejauh 20 km dari tempat tinggalnya. Setiap pukul 06.00 wib, Feberlina  bersama dengan beberapa teman sudah harus mengayuh sepeda menuju pasar tempat mereka bekerja. Jalan yang dilalui tidak lumayan bagus berkerikil, penuh lobang, dan terdapat beberapa pendakian. Sekitar pukul 17.00 wib mereka kembali mengayuh sepeda dari pasar menuju tempat tinggalnya. Ina Doni melalui pekerjaan itu kurang lebih 2 tahun. 

Nasib Siti Nurbaya juga dialami oleh Ina Doni. Ia dengan terpaksa harus menerima nasib perjodohan dengan pria yang lebih tua 13 tahun darinya. Laki-laki itu berprofesi sebagai supir mobil. Pernikahan yang ia alami bukan seperti yang dialami oleh Nia Rahmadani dengan asisten dan rumah yang mewah.

Sebaliknya, Ina Doni mengalami ketidak cocokan dengan salah seorang istri abang suaminya. Ditambah lagi, dengan orang tua mertuanya yang mulai sakit-sakitan diberikan beban kepadanya. Pada usia ke-5 pernikahannya iapun memutuskan untuk pindah dari rumah dan membangun sebuah rumah kecil yang mempunyai satu kamar yang dihuni oleh 5 anggota keluarga.

Rencana dan Harapan Baru
Ama Doni yang berprofesi sebagai supir mobil dan karakter buruk Ama Doni yang suka main judi dan minum minuman keras membuat Ina Doni harus putar otak untuk mencari sumber penghasilan lain. Ia memutuskan untuk membuka sebuah warung kecil di depan rumah. Mulai pukul 08.00 wib, ia sudah membuka warung. Tuo Nifaro (Cap tikus) dan catur adalah salah satu yang membuat warung Ina Doni laris manis. Selain membuka warung, ia juga memelihara babi. Bagi kami suku Nias, babi merupakan hewan yang banyak digunakan untuk acara pesta adat pernikahan, acara kematian, dan syukuran, dll.  

Babi yang dipelihara Ina Doni adalah babi adat yang mempunyai ukuran tertentu. Harga sepasang babi adat sekitar 15-17 juta

Bagi Ina Doni babi merupakan investasi jangka menengah. Setiap pukul 05.00 wib, ia sudah bangun dan mengambil ampas kelapa, ikat teri yang tidak layak untuk teri, dan beberapa sisa-sisa makanan di rumah-rumah makan yang ada di sekitar pasar Gunungsitoli. Rutinitas seperti it uterus dilakukan oleh Ina Doni hampir 15 tahun.

Salah satu strategi Ina Doni adalah ia lebih memelihara babi adat dibandingkan babi biasa. Salah satu alasan karena babi adat lebih mahal dan menguntungkan. Misalkan saja babi adat sekitar 7-8 juta satu ekor yang mana dipelihara selama 1,5 tahun. Sementara babi biasa dijual dengan harga 3 juta/ekor dan dipelihara dalam jangka waktu 1 tahun.

Salah satu tantangan dalam memelihara babi adat adalah  menu makanan dan pemberian makanan harus stabil 3 x sehari.

Setiap Ina Doni menjual sepasang babi adat, setidaknya ia mendapat untung sekitar 5-7 juta" Tahun demi tahun uang tersebut ia tabung.

Kehidupan Pasti Ada Tantangan
Kehidupan Ina Doni bersama dengan keluarga bukan tanpa tantangan. Selama mempunyai warung, banyak tetangga yang tidak langsung membayar saat membeli. Mereka terkadang duluan mengutang. 1 sampai 2 bulan kedepan baru membayarkan. Terkadang Ina Doni sungkan untuk menagih kepada yang mengutang karena masih kerabat dekat. Di kampung halaman saya, Nias hubungan kekeluargaan sangat tinggi.

Seiring waktu sekitar 3 tahun telah membuka warung, Ina Doni berinisiatif menutup warung. Ia melakukan hal itu karena ia merasa untung yang diperoleh tidak sebanding dengan modal awal.

Bukan hanya tentang usaha warung yang mulai bangkrut. Ina Doni kembali merasakan bencana dalam keluarga, saat melahirkan anak ketiga ia mengalami pendarahan yang sangat berat. Akibatnya anak dalam kandungannya meninggal. Selama tahun ke-8 pernikahan Ama Doni dan Ina Doni mengalami banyak tantangan. Ditambah lagi Ama Doni masih suka minum minuman keras dan bermain judi dengan sesama rekan kerjanya.

Perjuangan yang membuahkan hasil   
Perjuangan Ina Doni terus berlanjut meskipun, ia sudah mengalami banyak tantangan di dalam hidup. Ia tidak putus asa atau menyerah dengan keadaan. Setelah usaha warung gagal. Ia mulai membukan usaha jual kelapa muda di samping Taman Ya'ahowu.

Kebetulan beberapa tahun belakangan ini pemerintah Kota Gunungsitoli sedang giat-giat membangun Taman Ya'ahowu dan disepanjang jalan pelabuhan lama yang ada di wilayah Kota Gunungsitoli.  Membuat nasib warung kelapa muda Ina Doni laris manis. Ia menjual kelapa muda seharga Rp.6.000. Rata-rata dalam satu hari mulai dari pukul 14.00 Wib sampai pukul 23.00 wib. Ia berhasil menjual sekitar 50 buah kelapa. Satu kelapa ia jual dengan harga 7 ribu. Setiap satu buah kelapa ia mendapatkan untung sebesar 2 ribu. Di dalam sehari setidaknya ia mengantongi untung sebesar 200 ribu. Di dalam sebulan ia mengantongi untung setidaknya 4 juta  rupiah. 

Hampir 3 tahun terakhir Ina Doni telah mengeluti usaha menjual kelapa muda di pinggir jalan. Mungkin bagi sebagian orang usaha itu tidak seberapa. Tapi, Ina Doni terus berusaha semampunya. 

Alhasil, sekarang ini dengan usaha menjual kelapa muda sambil tetap memelihara babi. Ina Doni berhasil menyekolahkan kelima orang anaknya dan membangun rumahnya yang lumayan besar. Itulah kehidupan bagaikan roda pedati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun