Mohon tunggu...
Ivan Wijaya
Ivan Wijaya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa Universitas Pelita Harapan

Love discussing about Religion and Bussiness

Selanjutnya

Tutup

Financial

Tidak Semua Investasi Berakhir dengan Baik

6 Juni 2022   09:41 Diperbarui: 6 Juni 2022   09:42 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Dibalik kilauan kesuksesan orang orang yang berhasil dalam investasi, pada tahun 2021 sempat viral model cukup terkenal yang ditemukan bunuh diri dengan cara melompat dari Apartemennya sendiri. Usut punya usut, diketahui model tersebut meng akhiri hidupnya karena kerugian investasi.

Viral juga belum lama, seorang Mahasiswa yang mengakhiri hidupnya karena kerugian dari Investasi di Robot Trading, ada juga yang bahkan depresi sehingga menghabisi nyawa istri dan anaknya. Seberbahayakah itu ber-investasi ?

Pada umumnya, semakin maju sebuah negara, maka rakyatnya akan semakin maju pikirannya, baik itu terhadap Investasi, teknologi, dll. Ambil saja contoh, Australia adalah negara dengan pemegang Bitcoin terbanyak, diikuti oleh Afrika Selatan di posisi kedua, menandakan Investasi adalah hal yang wajar.

Dilansir website resmi  Bareksa, alasan utama mengapa orang ber-investasi adalah karena gaji selalu dikalahkan oleh investasi, artinya, jika seseorang tidak terbuka dengan investasi, secara tidak langsung, kehidupan orang tersebut akan menurun daya belinya, karena kenaikan inflasi lebih tinggi dari kenaikan gaji, maka investasi bukan hanya menjadi sesuatu yang wajar, melainkan harus dilakukan. Bahkan, fakta menariknya, harga bakso sudah naik 100x lipat dalam 30 tahun terakhir, sementara UMR naik sekitar 10x lipat saja.

Berita mengenai "Milenial susah beli rumah" juga mengharuskan orang menempuh cara untuk dapat membeli rumah, yaitu dengan mencari tambahan penghasilan lewat ber-investasi, dan sayangnya, jika tujuan ber-investasi tersebut adalah untuk mengalahkan inflasi, tentunya tidak bisa ber-investasi melalui deposito, maka investasi dengan resiko tinggi pun ditempuh, bahkan investasi bodong. Robert Kiyosaki, yang adalah penulis buku "Rich Dad, Poor Dad" mengemukakan dengan sangat baik.

Inilah 2 jenis investasi menurut Robert Kiyosaki

  • Resiko investasi, dalam hal ini semua investasi yang memiliki fluktuatif harga, adalah dikategorikan kedalam resiko investasi, akibat harganya yang dapat naik dan turun. Tapi, ada jenis investasi yang kedua yaitu,
  • Investasi beresiko. Beresiko disini mempunyai arti bahwa investasi ini adalah investasi yang biasanya menjanjikan keuntungan terlalu tinggi, perusahaannya juga tidak jelas, bahkan tidak mempunyai ijin resmi OJK

Sebagai pembaca yang bijak, ada beberapa tips yang dapat pembaca lakukan agar terhindar dari Investasi beresiko

  • Lihat profil persahaan tempat ber-investasi
  • Gunakan uang dingin yang siap hilang
  • Tentukan tujuan ber-investasi, agar dapat memilih instrument investasi yang tepat
  • Tanyakan kepada ahlinya, dan orang yang dapat dipercaya
  • Jangan hanya tergiur oleh keuntungannya, lihat apakah ini adalah investasi yang beresiko.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun