Mohon tunggu...
Ivan Lexi
Ivan Lexi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sarjana Kriminologi

Hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kriminologi Forensik: Ilmu Saintifik dalam Mengungkapkan Kejahatan

5 Januari 2023   22:20 Diperbarui: 5 Januari 2023   22:34 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dalam masyarakat saat ini, semakin banyak kejahatan yang terungkap ke publik. Perhatikan misalnya kasus pembunuhan di Duren Sawit yang melibatkan beberapa nama besar di kepolisian. Ada juga kasus satu keluarga di Magelang yang dibunuh dan membutuhkan waktu berbulan-bulan hanya untuk menangkap si pelaku pembunuhan. Mengurus semua kasus ini bukanlah tugas yang mudah bagi polisi. Selain bukti yang tidak jelas dan korban yang meninggal dunia, banyak kendala yang harus dihadapi polisi dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu, sering kali polisi membutuhkan bantuan dari berbagai ahli untuk memudahkan tugasnya. Salah satunya adalah kriminologi forensik. Sebagian pembaca mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah ini. Forensik sering digambarkan di media sebagai ilmu yang dapat menyelesaikan kejahatan dalam hitungan detik. Sementara kriminologi forensik sering disalahartikan di media, ilmu ini sangat berguna bagi polisi dalam menyelesaikan kejahatan.

Tujuan kriminologi forensik adalah untuk menangani investigasi kriminal dan menjawab pertanyaan hukum terkait kejahatan dan penjahat (Petherick et al., 2009). Demikian pula, kriminologi forensik mengacu pada kegiatan ahli forensik dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan bukti kejahatan untuk keperluan proses objektif dalam sistem peradilan.

Bidang kriminologi forensik mencakup banyak aspek yang berbeda, termasuk toksikologi forensik, antropologi forensik, kedokteran forensik, dll. Selain mengevaluasi keadaan mental dan motif tersangka dan pelaku, disiplin ini memeriksa dan menafsirkan berbagai kondisi fisik, biologis, dan perilaku. bukti yang dikumpulkan di TKP.

Psikologi forensik, misalnya, bertujuan memasukkan unsur-unsur psikologis, seperti motivasi pelaku, ke dalam hukum (Ward, 2013). Dengan menggunakan disiplin ini, profil tersangka dapat dikembangkan, keterangan saksi mata dapat dinilai, dan kompetensi mental terdakwa dapat dinilai. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, psikologi forensik sendiri semakin banyak digunakan di Indonesia. Dalam kasus pembunuhan di Duren Sawit, misalnya, seorang psikolog forensik dipanggil untuk menjelaskan kondisi kejiwaan tersangka.

Di sisi lain, kedokteran forensik memeriksa bukti medis dalam kasus kriminal (Freeman & Zeegers, 2016). Dalam hal ini, mungkin perlu untuk memeriksa luka atau badan, menganalisis hasil toksikologi, dan memeriksa bukti DNA. Berdasarkan pemeriksaan post mortem, ahli kedokteran forensik dapat mengungkap beberapa hal, seperti penyebab kematian, identitas yang meninggal, keadaan jenazah, dll. Pernyataan ini dituangkan dalam hasil visum et repertum. 

Sejumlah teknik analisis juga tersedia dalam kriminologi forensik yang dapat membantu mengungkap kejahatan (Petherick et al., 2009).

  1. Studi tentang pola noda darah (Bloodstain Pattern Analysis) bertujuan untuk menafsirkan peristiwa fisik yang menyebabkannya dengan memeriksa bentuk, lokasi, dan pola distribusi dari noda darah yang ada. Penting untuk menganalisis pola noda darah karena dapat memberikan wawasan kepada penyelidik tentang TKP.

  2. Sidik jari digunakan oleh kriminologi forensik untuk menentukan identitas korban dan tersangka. Menurut terminologi resmi, analisis sidik jari disebut friction ridge analysis, yang memeriksa struktur permukaan kaki dan tangan untuk mendeteksi jejak yang ditinggalkan oleh gesekan.

  3. Tanda mikroskopis pada senjata api dibandingkan untuk mengidentifikasi identitas mereka melalui Identifikasi Senjata Api dan Alat (Firearms and Tool Mark Identification). Objek yang relatif lebih lunak dapat menyebabkan bukti mengandung tanda. Sebagai contoh, ketika amunisi yang mengandung kuningan dan timah bersinggungan dengan bagian dalam senjata api. Senjata api sendiri dibuat dengan cara yang sangat spesifik yang menentukan bagaimana tanda-tanda ini muncul. Oleh karena itu, tanda pada setiap senjata api berbeda secara mikroskopis.

Dengan memberikan informasi yang dapat dipercaya dan obyektif, kriminologi forensik berkontribusi secara signifikan terhadap sistem peradilan pidana yang memungkinkan identifikasi dan penuntutan terhadap mereka yang telah melakukan kejahatan. Bidangnya kompleks dan beragam dan membutuhkan pemahaman sains, psikologi, dan hukum, dan profesional yang sangat terlatih dengan pengetahuan dan keterampilan di bidang ini untuk melakukan investigasi kejahatan. Selain itu, kriminolog forensik dapat dipanggil untuk memberikan kesaksian ahli di pengadilan dalam kasus pidana. Agar ini berfungsi, seorang ahli forensik harus berpengetahuan luas dan kredibel serta mampu menyampaikan informasi ilmiah yang kompleks dengan cara yang dapat dimengerti.

Daftar Pustaka:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun