Mohon tunggu...
IVAN LEMUEL RAYKEEFE
IVAN LEMUEL RAYKEEFE Mohon Tunggu... Lainnya - Ivan Lemuel Raykeefe

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Money

Menjadi Kreatif di Tengah Tantangan

30 Oktober 2020   21:24 Diperbarui: 30 Oktober 2020   21:30 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

          Di masa pandemi ini, terutama pada bulan Maret sampai Mei kemarin banyak sekali orang yang kehilangan pekerjaannya. Hilangnya pekerjaan ini tidak memandang bulu baik karyawan suatu perusahaan besar, karyawan perusahaan start-up, buruh pabrik, bahkan sampai banyak sekali pengusaha yang rugi besar dan terpaksa harus mengurangi jumlah karyawan yang bekerja di perusahaannya. Terbukti menurut survei Jobstreet,  sekitar 50% pekerja di Indonesia tidak lagi bekerja sejak pandemi berlangsung. Bisnis yang tampaknya tidak akan merugi seperti bioskop, franchise makanan dan franchise fashion, dan bisnis di bidang pariwisata seperti hotel, tempat wisata, dan lainnya mengalami kerugian yang sangat besar. Mengutip dari Market Insiders, setidaknya ada 46 perusahaan besar yang memiliki aset kurang lebih 1 juta dollar america atau setara dengan 14 triliun rupiah yang mengajukan bankrut pada bulan 17 Agustus lalu. Sedangkan menurut Financial Times, ada sebanyak 157 perusahaan yang memiliki tanggungan 50 juta dollar AS mengajukan bangkrut tahun ini. (Achmad, https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5143179/tembus-rekor-46-perusahaan-raksasa-bangkrut-gara-gara-corona, akses 30 Oktober 2020)

          Kehilangan pekerjaan dalam situasi sulit seperti ini pasti sangat mempengaruhi keadaan ekonomi para pekerja terutama bagi mereka yang masih memiliki tanggungan untuk mebiayai anaknya sekolah maupun kuliah. Selain itu keadaan mental pun pastinya terpengaruhi karena para pekerja pasti merasa stress apalagi mereka memikirkan kebutuhan keluarganya.  Terbukti berdasarkan survey yang dilakukan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) kepada 1522 orang sebanyak 64,3 persennya mengalami stress bahkan sampai depresi. Selain itu salah satu psikiater dari PDSKJI, Lahargo mengatakan 80% responden mengalami trauma psikologis karena pandemi covid-19. (Antara, https://tirto.id/survei-643-dari-1522-orang-cemas-depresi-karena-covid-19-fgPG, akses 30 Ocotober 2020) Ditengah keadaan seperti ini memang tidak mudah untuk bertahan apalagi ditambah beberapa masalah lain di luar covid-19.  

          Namun diluar masalah itu semua muncul peluang-peluang baru yang dapat dimanfaatkan oleh siapapun terutama anak-anak muda. Meskipun dunia pekerjaan sedang dilanda masalah bukan tidak mungkin kita membuka bisnis sendiri. Hal ini bisa menjadi suatu hal yang baru yang kita lakukan. Apalagi disaat pandemi, orang banyak menghabiskan waktunya di dalam rumah yang membuat mereka akan lebih sering menatap layar smartphone ataupun laptop dan menggunakan internet. Hal ini akan memungkinkan mencari barang-barang unik atau lucu yang dapat menghilangkan kebosanannya.

         Peluang ini harus dapat dimanfaatkan oleh para anak-anak muda yang masih berkuliah maupun duduk di bangku sekolah. Mengapa? Karena dengan ini kita dapat membantu orang tua kita. Meskipun belum bisa mencukupi setidaknya dengan membuka bisnis, kita bisa membantu orang tua kita baik dari segi ekonomi maupun dari segi mental karena mungkin kita dapat menginspirasi orang tua kita untuk tidak patah semangat selama pandemi ini. Hilangnya pekerjaan atau bangkrutnya suatu usaha bukan berarti hidup berakhir, masih banyak hal yang masih dapat dilakukan untuk bangkit dari hal tersebut.

          Mengapa menurut saya ini peluang bagi anak-anak muda? Selagi masih muda, ada baiknya kita mencoba banyak hal baru. Apalagi saat ini kegiatan sosial kita dibatasi. Kita tidak harus pergi ke kampus, mengerjakan tugas kelompok di rumah teman, dan yang lainnya. Semua dilakukan secara online sehingga kita dapat menggunakan waktu luang kita untuk melakukan suatu yang lain. Bagi saya sendiri, masa pandemi dan kuliah online ini membuat saya mendapatkan waktu untuk lebih mengeksplor banyak hal baik dari hobi saya maupun impian saya kedepannya. Selain itu dalam membuka bisnis di jaman ini, kemungkinannya benar-benar tak terbatas. Kita bisa bisnis makanan jika kita bisa memasak atau bisnis pakaian misalnya atau bahkan hanya sekedar cemilan yang kelihatannya mudah dicari di warung juga sekarang sudah menyentuh ranah bisnis online.

           Selain itu, bisnis online juga memerlukan tingkat kreativitas yang tinggi. Dalam berbisnis online, kita juga perlu memikirkan bagaimana cara pemasarannya dan bagaimana kita menarik orang untuk membeli produk yang kita jual. Tingkat kreativitas ini dapat diasah atau terkadang dalam keadaan terdesak otak kita mampu berpikir kreatif di luar bayangan kita. Dalam membuka bisnis juga kita dapat belajar untuk lebih disiplin dalam mengatur waktu. Kita harus memilih mana yang menjadi prioritas dan mana yang bukan bagaimana pun tujuan kita melakukan bisnis adalah mengambil peluang yang ada sekaligus membantu orang tua kita.

           Bila modal bisnis menjadi kendala dalam membuka bisnis, jangan putus asa karena dalam melakukan bisnis online kita dapat menjual sesuatu dengan modal minim. Berdasarkan pengamatan saya selama pandemi, banyak sekali orang yang berbisnis bermodalkan sedikit bahkan ada juga yang sampai tidak memakai modal sama sekali. Contohnya adalah orang yang menjual hiasan dari akrilik yang diberi stiker menyerupai tampilan salah satu aplikasi musik yaitu spotify. Setelah saya selidiki, saya melihat modal untuk usaha ini sangat terjangkau bahkan anak SMP atau SMA pun dapat melakukannya. Selain itu, dewasa ini juga sedang ramai bisnis dropship yang tidak memerlukan modal sama sekali. Tanggung jawab kita hanyalah menerima pesanan dari pelanggan lalu kita meneruskan kepada pemasok barang dan nanti pemasok barang akan mengirimkan kepada pelanggan. Untuk mendapat untung dari bisnis ini adalah dengan cara menjual barang sedikit lebih mahal daripada pemasok.

         Bagi saya mencoba bisnis online dikala pandemi ini tidak ada salahnya sama sekali. Meskipun nanti akhirnya kita berenti melakukannya, tidak ada salahnya mencoba terlebih dahulu. Selain itu peluang bisnis online untuk mahasiswa pun sangat banyak dan tak terbatas. Kita juga mungkin bisa berkolaborasi dengan orang tua kita atau orang-orang terdekat kita. Seperti yang saya katakan tadi meskipun dunia pekerjaan sedang menurun kualitasnya bukan berarti tidak ada peluang yang dapat kita manfaatkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun