Mohon tunggu...
Ivan Imanuel Karinda
Ivan Imanuel Karinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Otw S.AB

Maju Terus Pantang Mundur

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Analisis SWOT untuk Meningkatkan Strategi Bisnis di Era Revolusi Industri 4.0

24 Agustus 2022   09:04 Diperbarui: 24 Agustus 2022   09:31 1793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

      Semua pelaku bisnis di seluruh dunia pasti akan selalu merancang strategi bisnis secara maksimal agar bisnisnya dapat terus bertahan di era Revolusi Industri 4.0. Era Revolusi Industri 4.0 sendiri merupakan sebuah fenomena dimana terjadinya kolaborasi antara teknologi cyber dengan teknologi otomatisasi. Oleh karena itu, era Revolusi Industri 4.0 telah membawa banyak perubahan bagi bisnis. Misalnya saja, banyak perusahaan di dunia yang telah menggantikan tenaga kerjanya di bidang produksi dengan mesin teknologi sehingga perusahaan dapat lebih mengefisiensikan biaya dan waktu produksi serta meningkatkan hasil produksi. Era Revolusi Industri 4.0 juga telah memperketat persaingan antarbisnis di dunia. Hal tersebut dikarenakan perkembangan teknologi di era Revolusi Industri 4.0 telah membuat masyarakat dapat dengan mudah mendirikan bisnis mereka hanya melalui teknologi komunikasi seperti gadget (smartphone). Oleh karena itu, diperlukan strategi bisnis yang efektif untuk menghadapi persaingan bisnis yang ketat di era Revolusi Industri 4.0 seperti saat ini. Salah satu cara untuk meningkatkan strategi bisnis yaitu dengan melakukan analisis SWOT terhadap bisnis.
Menurut Freddy (2013), analisis SWOT adalah analisa yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Analisis SWOT merupakan proses perencanaan yang membantu pelaku bisnis mengatasi tantangan dan menentukan prospek baru apa yang harus dikejar. Tujuan utama dari analisis SWOT adalah untuk membantu pelaku bisnis mengembangkan kesadaran penuh dari semua faktor yang terlibat dalam membuat keputusan bisnis. Selain itu, tujuan lain dari analisis SWOT adalah untuk mempelajari lingkungan internal dan eksternal suatu bisnis, melalui identifikasi dan analisis kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman yang dihadapi bisnis tersebut.

      Faktor yang pertama adalah Kekuatan (Strength). Kekuatan adalah kualitas yang memungkinkan para pelaku bisnis untuk mencapai tujuan bisnis. Dapat dikatakan juga sebagai aspek menguntungkan dari kemampuan bisnis. Faktor ini adalah dasar di mana kesuksesan bisnis yang berkelanjutan dapat dibuat dan dipertahankan. Kekuatan dapat meliputi kompetensi manusia, kemampuan proses, sumber daya keuangan, produk dan layanan, niat baik pelanggan, serta loyalitas merek. Faktor yang kedua adalah Kelemahan (Weakness). Kelemahan adalah kualitas yang mencegah para pelaku bisnis mencapai misi perusahaan dan mencapai potensi penuh bisnis. Kelemahan dapat memperburuk pengaruh pada keberhasilan dan pertumbuhan bisnis. Kelemahan merupakan faktor yang tidak memenuhi standar yang dirasa pelaku bisnis harus dipenuhi. Kelemahan dapat dikendalikan dengan cara diminimalisir dan dihilangkan. Kelemahan dalam suatu bisnis dapat berupa penyusutan mesin, fasilitas penelitian dan pengembangan yang tidak memadai, rangkaian produk yang sempit, pengambilan keputusan yang buruk, dan lain sebagainya. Faktor yang ketiga adalah Peluang (Opportunity). Peluang disajikan oleh lingkungan di mana bisnis beroperasi. Peluang muncul ketika sebuah bisnis dapat memanfaatkan kondisi di lingkungannya untuk merencanakan dan melaksanakan strategi yang memungkinkan bisnis tersebut menjadi lebih menguntungkan. Para pelaku bisnis harus berhati-hati dan mengenali peluang dan menangkapnya kapan pun peluang itu muncul. Karena pada dasarnya memilih target yang paling baik untuk melayani konsumen sembari mendapatkan hasil yang diinginkan adalah hal yang sulit. Peluang dapat muncul dari pasar, persaingan, industri atau pemerintah, dan teknologi.
Faktor yang terakhir adalah Ancaman (Threat). Ancaman muncul ketika kondisi di lingkungan eksternal membahayakan keandalan dan profitabilitas suatu bisnis. Ancaman menambah kerentanan ketika telah berhubungan dengan kelemahan. Ancaman merupakan faktor yang tidak terkendali. Ketika ancaman datang, stabilitas, dan kelangsungan bisnis dapat dipertaruhkan. Ancaman dapat berupa keresahan di antara karyawan, teknologi yang terus berubah, meningkatnya persaingan yang mengarah pada kelebihan kapasitas, perang harga, dan pengurangan keuntungan industri, dan lain-lain.
Lalu bagaimana contoh penerapan analisis SWOT dalam suatu bisnis di era Revolusi Industri 4.0 seperti saat ini? Misalnya saja ada sebuah bisnis bernama Keripik Buah Salak Puteri. Bisnis tersebut memproduksi keripik berbahan daging buah salak. Adapun analisis SWOT dari bisnis tersebut yaitu :
1) Kekuatan (Strength)
Kekuatan yang ada pada Keripik Buah Salak Puteri yaitu mengandung berbagai nutrisi yang dapat menyehatkan tubuh, memiliki cita rasa yang unik, tidak menggunakan bahan pengawet, bahan baku yang relatif murah, dan tidak banyak membutuhkan banyak bahan baku.
2) Kelemahan (Weakness)
Kelemahan yang ada pada Keripik Buah Salak Puteri yaitu tidak memiliki varian rasa, tidak tahan lama jika disimpan di suhu ruangan, masih belum dipasarkan secara online, masih diproduksi secara manual menggunakan tenaga manusia, dan pengemasan juga masih dilakukan secara manual menggunakan tenaga manusia.
3) Peluang (Opportunity)
Peluang yang ada pada Keripik Buah Salak Puteri yaitu produk yang inovatif, adanya pembeli tetap, aman dikonsumsi setiap hari, dan harga yang relatif murah.
4) Ancaman (Threat)
Ancaman yang ada pada Keripik Buah Salak Puteri yaitu adanya pesaing yang menjual produk serupa, pembatasan operasional akibat pandemi Covid-19, dan bahan buah yang mudah busuk.

      Berdasarkan analisis SWOT diatas, dapat dilihat bahwa Keripik Buah Salak Puteri masih belum dipasarkan secara online, masih diproduksi secara manual (menggunakan tenaga manusia), dan pengemasan juga masih dilakukan secara manual menggunakan tenaga manusia. Jika dikaitkan dengan era Revolusi Industri 4.0, maka bisnis tersebut dapat disimpulkan belum bisa menghadapi persaingan bisnis di era Revolusi Industri 4.0. Oleh karena itu, untuk meningkatkan daya saing, pemilik bisnis Keripik Buah Salak Puteri perlu merumuskan strategi bisnis yang sesuai dengan era Revolusi Industri 4.0 yaitu dengan menerapkan teknologi ke dalam proses produksi dan pemasaran. Pemilik bisnis tersebut dapat menggunakan teknologi Vacum Fryer agar keripik salak dapat jauh lebih kering dan renyah ketika sudah di goreng. Dengan menggunakan Vacum Fryer, pemiliki bisnis tersebut sudah tidak perlu lagi menjemur daging buah salak dibawah matahari. Selain itu, pemilik bisnis tersebut dapat menggunakan aplikasi media sosial dan e-commerce sebagai media promosi dan pemasaran agar produknya dapat lebih dikenal oleh masyarakat dan lebih laku di pasaran sehingga dapat mendorong keuntungan yang lebih maksimal. Untuk masalah pengemasan, pemilik bisnis tersebut dapat menggunakan teknologi Packing Machine yang dapat mengemas keripik salak secara otomatis sehingga dapat mengefisiensikan waktu dan tenaga manusia. Dengan begitu, Keripik Buah Salak Puteri dapat memiliki daya saing yang tinggi sehingga produk tersebut dapat menghadapi pesaing yang menjual produk serupa. Namun tidak hanya aspek teknologi saja yang perlu diperhatikan, tetapi aspek pengembangan produk dan bisnis seperti meningkatkan cita rasa produk dengan menciptakan varian rasa terbaru, mempercantik packaging produk, perbaikan kualitas sumber daya manusia, mengadakan promo dan diskon, dan lain sebagainya perlu di perhatikan juga agar daya saing suatu bisnis tersebut dapat meningkat dengan maksimal.

      Dengan demikian, penerapan teknologi di dalam bisnis sangat diperlukan untuk mengefisiensikan berbagai kegiatan bisnis. Selain itu, penerapan teknologi dalam bisnis juga dapat meningkatkan daya saing suatu bisnis dalam menghadapi persaingan bisnis yang ketat di era Revolusi Industri 4.0. Oleh karena itu, para pelaku bisnis perlu memasukkan aspek teknologi ke dalam rumusan strategi bisnis agar bisnis mereka dapat mampu bertahan di era Revolusi Industri 4.0 yang telah berlangsung hingga saat ini.
 
Referensi
Rangkuti, Freddy. (2006). Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun