Mohon tunggu...
Yunus SeptifanHarefa
Yunus SeptifanHarefa Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Indah Tapi Tak Mudah

Berkarya untuk Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesan Natal dari Laci

24 Desember 2019   15:09 Diperbarui: 24 Desember 2019   15:31 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Sekadar iseng. Aku membuka laci yang berada tepat di sebelah tempat tidurku. Oiya, sebelumnya aku mau kasih tahu, foto ini aku ambil waktu aku ikut sebuah konferensi, yang mengharuskan untuk menginap. Jadi, di situlah aku memotret gambar ini.

Lanjut ya. Saat kubuka laci itu, aku dibuat terpikat dengan pemandangan yang kudapat di dalamnya.  Apa yang kulihat membuatku merenung sejenak. Dalam hati aku berkata, "sungguh akur". Dua kitab suci, sedang akur di dalam sebuah laci. Ya.  Di sebuah laci, yang sebelum kubuka, pasti gelap.

Kuperhatikan kedua kitab ini dan aku mulai berimajinasi. Bagaimana kalau keduanya bisa bicara? Apakah yang akan mereka diskusikan di dalam laci itu? Apakah mereka akan diam-diam saja? Apakah masing masing akan saling menghujat satu dengan yang lain? Apakah masing masing kitab akan mengajak penganutnya saling membenci satu dengan yang lainnya?

Oh tidak. Aku tidak yakin kalau keduanya akan melakukan hal itu. Aku percaya bahwa di dalam kegelapan laci, mereka tidak saling membenci apalagi mencaci.

Nampaknya, keduanya sedang berdiskusi bagaimana caranya agar terang hadir di dalam laci dan menelanjangi kegelapan yang ada.

Terang itulah yang akan memberi tempat bagi tumbuhnya perbedaan dan tempat itulah yang mereka sebut sebagai Indonesia.

Meskipun sampai saat ini, di Indonesia, kemajemukan masih dibumbui dengan praktik-praktik intoleransi. (Contoh terkini ialah, adanya pelarangan atau penolakan rangkaian perayaan Natal di beberapa daerah). 

Tetapi, biarlah di momen Natal ini, kita semakin disadarkan akan tugas kita untuk menyatakan terang itu di dalam dunia yang gelap. Betapapun banyak perbedaan, marilah kita nyatakan terang itu tanpa lupa untuk saling menghargai dan menghormati satu dengan yang lainnya.

Selamat merayakan Natal di dalam kemajemukan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun