Mohon tunggu...
Ivana Jesslyn
Ivana Jesslyn Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswi kelahiran Jakarta yang sedang menekuni studi bisnis manajemen di salah satu universitas swasta. Mempunyai sebuah keyakinan bahwa hal terbaik yang terjadi pada kita akan datang tepat pada waktunya.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pemasaran Kuliner Melalui Food Blogger

31 Maret 2016   13:13 Diperbarui: 31 Maret 2016   13:48 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Maraknya keberadaan para food blogger atau foodie di sosial media seperti Instagram, tentunya sudah tidak asing lagi bagi para pecinta kuliner. Tentunya di zaman sekarang ini, banyak diantara kita yang mencoba makanan atau mengunjungi suatu restoran tertentu berdasarkan ulasan mereka. Pengaruh besar yang dihasilkan dari para food blogger dan foodie ini membuat jasa penyedia makanan, dari restoran kelas atas sampai bisnis makanan pinggir jalan, tidak lagi mengandalkan pemasaran tradisional seperti iklan di media massa. Pengandalan pemasaran terhadap peran food blogger dan para foodie di sosial media ini tentunya dikarenakan ulasan mereka yang jujur, obyektif serta deskriptif. Selain itu, mereka juga bisa mengakses jaringan masyarakat yang lebih luas dan mempunyai kapabilitas pemasaran mulut ke mulut (word of mouth). Pemasaran mulut ke mulut yang berantai ini tentunya menjadi salah satu cara pemasaran yang lebih efektif dan membawa banyak keuntungan tersendiri bagi para produsen makanan.


Dengan adanya pengaruh food blogger dan foodie ke followers-nya, hal yang biasa terjadi adalah followers akan melihat ulasan restoran dari food blogger, lalu mereka akan mengunjungi restoran tersebut, dan mereka akan berbagi informasi lagi ke teman-temannya. Informasi yang terus berlanjut dari satu mulut ke mulut lainnya membuat pemasaran suatu restoran tidak bisa dihentikan. Maka dari itu, para penyedia jasa makanan biasanya akan memanfaatkan jasa food blogger dengan mengundang mereka untuk food tasting ketika membuka restoran baru atau pun meluncurkan menu baru. Secara tidak langsung, restoran menggunakan cara ini untuk melakukan tes pasar dikarenakan food blogger ini berlaku sebagai konsumen yang jujur. Selain ulasan yang akan diterbitkan oleh para foodie, kritik dan saran mereka juga akan menjadi hal yang menguntungkan untuk meningkatkan kualitas restoran tersebut.


Banyak juga restoran yang melakukan kolaborasi dalam menciptakan kreasi hidangan atau pun menyelenggarakan giveaway bagi para followers di akun sosial media seperti Instagram. Giveaway ini bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak followers di akun Instagram bagi kedua pihak dan diharapkan nantinya pemenang juga bisa memasarkan makanan di restoran tersebut di akun sosial media mereka. Untuk kolaborasi seperti ini, biasanya para penyedia jasa makanan harus mengeluarkan biaya tertentu kepada pihak food blogger layaknya mengeluarkan biaya pemasaran. Sehingga di satu sisi, banyak food blogger atau foodie profesional yang menggunakan media ini sebagai kegiatan sampingan dimana mereka bisa mendapatkan uang.


Diketahui banyak food blogger atau foodie melakukan aktivitas ulasan suatu restoran atau menu makanan berdasarkan passion mereka atau hanya sekedar hobi. Contohnya saja seperti Clara Arde, mahasiswi jurusan komunikasi ini memiliki akun makanan di Instagram dengan akun @eatintangerang yang berlanjut juga memiliki blog resmi makanan. Awalnya dia mengakui memulai akun makanan ini karena hanya sekedar iseng saja, tidak disangka akun @eatintangerang bisa berkembang cukup cepat dimana mempunyai ribuan followers hanya dalam waktu singkat, dan sering dijadikan acuan ulasan bagi pecinta kuliner di daerah Tangerang. Selain memiliki ribuan followers, tentu dia juga sering diundang untuk food tasting dan mendapat banyak tawaran kolaborasi yang tentunya juga menghasilkan uang.


Dengan semakin banyaknya pemasaran yang dilakukan melalui para food blogger ini, tentu tidak hanya menguntungkan satu pihak, melainkan kedua pihak. Bagi para produsen makanan, mereka mendapat paparan yang lebih luas dan pemasaran mulut ke mulut yang berantai terus. Di satu sisi, bagi para food blogger sendiri, selain mereka mendapat penghasilan, yang terpenting adalah mereka bisa menunjukan kreativitas dan passion mereka dalam mencicipi suatu makanan dan menuliskan ulasan yang jujur bagi para followers. Layaknya diharapkan bisnis pemasaran ini bisa terus berkembang dan memajukan dunia pemasaran yang semakin efektif kedepannya dengan adanya fenomena food blogger dan foodie ini.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun