“Ah, hanya baca-baca buku lama..”
“Saya perhatikan beberapa hari ini, sepertinya ada yang sedang Ivan cari di bacaan itu,,”
“Kok uda tau?”
“Saya perhatikan Ivan tiap pagi atau siang asyik membaca, mencatat, berpikir...kadang kalau panik atau lelah berjalan-jalan ke luar lepau..”
“Yah...ada yang dicari, tapi belum ketemu..”
“Kalau boleh tau, apa yang lagi dicari?”
“Ah entahlah ..saya sendiri juga bingung..”
Teman itu Mardi namanya. Ia pegawai di bagian tata usaha. Pegawai kecil. Ia menjadi pegawai dengan bekal ijazah Madrasah Tsanawiyah. Semasa sekolah ia mengikuti kursus bahasa Inggris, cukup untuk pembicaraan sehari-hari dan membaca berita singkat.
Sepulang kerja atau hari libur, untuk tambahan penghasilan, Da Mardi bekerja sebagai petani di sawah atau ladang milik keluarga di kampungnya di Limau Manis. Telapak tangannya keras-kasar karena bergesekan dengan cangkul, sabit, parang, hingga bajak. Kulitnya sawo matang, cenderung gelap karena bekerja di ladang. Lagaknya lebih mirip petani daripada pegawai.
Ke kantor ia berkemeja lengan pendek warna putih dengan celana berbahan kasar. Barangkali saja warna putih itu memang warna favoritnya, sehingga jarang ia memakai baju warna lain. Gaya rambutnya juga biasa.
Di sakunya ia menyimpan sisir kecil untuk merapikan rambutnya yang lurus sehabis berwudhu. Tampilannya sama sekali tak istimewa. Terlihat kampungan di antara pegawai lain yang stylish dan wangi. Apalagi kalau baru menerima tunjangan ini-itu atau dapat proyek yang lumayan.