Meski kami tahu dia pentolan dunia kriminal, Buyung kami terima layaknya mahasiswa lain. Di kampus, Buyung mengikuti berbagai kegiatan ekstra; sejak dari futsal, musik hingga teater. Sebagai preman, Buyung memiliki kemampuan sosialisasi dan adaptasi yang bagus dibanding mahasiswa lain. Ia mudah berteman dengan siapa saja.Â
Dengan kemampuan itu memburu hal yang ingin dipelajarinya. Untuk belajar Bahasa Inggris, dia berteman dengan banyak mahasiswa dari jurusan itu dan menghafalkan lagu-lagu. Ketika ingin bisa menulis, ia mengunjungi temannya yang biasa menulis. Dua tahun setelah tamat, ia diterima sebagai guru teater di sebuah sekolah internasional di Jakarta. Setelah itu ia pindah profesi sebagai wartawan kriminal, dan penyiar radio. Kini ia memimpin sebuah grup teater dan membuat film.
Dua peristiwa di atas meyakinkan saya bahwa semua anak didik punya potensi baik dalam diri mereka. Tugas guru dan sekolah adalah memberi stimulus dan latihan agar potensi itu berkembang dengan baik.