Selesai menjalani masa hukumannya, buku itu dikembalikan pada saya.
“Untung sekali Bapak bawakan buku ini untuk kami”, ujar mereka berterima kasih.
“Kenapa?”
“Karena kalau di luar kami tak mungkin betah membacanya..”
Keluar dari penjara mereka malah menjadi mahasiswa yang rajin membaca. Beberapa kali mereka mendatangi saya untuk mendiskusikan dan meminjam buku. Salah seorang dari mereka kemudian menjalani profesi dalam bidang penulisan; dunia yang dulu sama sekali tidak dia senangi. Sekarang ia bahkan menjadi pimpinan organisasi jurnalis di daerahnya.
Seorang lainnya menjadi pemilik usaha toko grosir yang sukses. Setelah naik haji, ia mendirikan biro jasa travel umrah. Dengan usaha itu ia membantu orang mengujungi tanah suci di mana Nabi Muhammad berjuang, wilayah yang ia bayangkan saat membaca Riwayat Hidup Muhammad.
***
Seorang mahasiswa kehilangan dompetnya saat naik bis kota dari arah Jalan Sudirman menuju Air Tawar, Padang. Di dalam dompet itu tersimpan kartu mahasiswa dan uang kuliah yang harus dia bayarkan. Tentu saja ia jadi panik. Kami sedang duduk di warung kampus ketika mahasiswa itu menceritakan nasib malangnya. Seorang mahasiswa lain, panggil saja Buyung, bertanya.
“Kapan hilangnya?”
“Tadi siang, sekitar jam 11-12..”
Malam harinya, Buyung datang membawa dompet itu lengkap dengan isinya. Beberapa lama kemudian kami baru tahu bahwa Buyung ternyata koordinator ‘anak bola’ alias pencopet di wilayah tempat kehilangan itu. Dia hanya perlu informasi tentang jam kehilangan, agarbisa melacak siapa pencopet yang ‘bertugas’ pada jam itu. Biasanya sehabis Magrib kelompok mereka akan berkumpul untuk melaporkan hasil perolehan hari itu. Saat itulah Buyung bisa mendapatkan dompet temannya yang tadi dilaporkan hilang.