Mohon tunggu...
ivan adilla
ivan adilla Mohon Tunggu... Guru - Berbagi pandangan dan kesenangan.

Penulis yang menyenangi fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

“Mazhab” ala Keluarga Kami

19 April 2021   22:51 Diperbarui: 19 April 2021   23:36 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Quba dari balik daun kurma. Inilah masjid pertama yang dibangun Rasulullah menjelang memasuki Yatsrib, atau Madinah. Foto oleh Ivan Adilla .

“Buya saja”, jawab kami.

“Baik. Kalau begitu kita shalat tarawihnya dua puluh satu rakaat ya”. Kami mengangguk.

Minggu berikutnya, terjadi hal yang sama. Kami shalat tarawih lagi di rumah. Kali ini kami sepakat adik saya yang jadi imam. Maka kami shalat tarawih sebelas rakaat. Selesai shalat, saya tanya Buya; kenapa beliau tidak keberatan dengan shalat sebelas rakaat.

“Shalat berjamaah itu mengikuti imam. Kalau imam shalat sebelas, ya Buya harus ikut ..” kata beliau.

“Sebagai orang tua, Buya kan bisa memaksa kami?”

“Tarawih itu kan shalat sunat? Kenapa Buya harus memaksa kalian? Ibadah yang baik itu ikhlas, bukan banyak atau sedikitnya..”.

Buya dan Mamak kami telah lama meninggal dunia. Dari keduanya kami diajarkan tentang pentingnya tanggungjawab dan keikhlasan dalam beribadah.  

Masjid Quba dari balik daun kurma. Inilah masjid pertama yang dibangun Rasulullah menjelang memasuki Yatsrib, atau Madinah. Foto oleh Ivan Adilla .
Masjid Quba dari balik daun kurma. Inilah masjid pertama yang dibangun Rasulullah menjelang memasuki Yatsrib, atau Madinah. Foto oleh Ivan Adilla .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun