Mohon tunggu...
Ivana Agustina
Ivana Agustina Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa

human society

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Review Buku "Guncangan Besar (Kodrat Manusia dan Tata Sosial Baru)" Karya Francis Fukuyama

25 Januari 2021   20:04 Diperbarui: 25 Januari 2021   20:12 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Goodreads.com

Identitas Buku

  • Judul                        : Guncangan Besar (Kodrat Manusia dan Tata Sosial Baru)
  • Penulis                    : Francis Fukuyama
  • Penerjemah          : Masri Maris
  • Penerbit                 : PT Gramedia Pustaka Utama
  • Kategori                 : Ilmiah / Sosiologi
  • Jumlah halaman : 467 halaman
  • Bahasa                    : Indonesia
  • ISBN                        : 979-22-1387-2
  • Edisi, Tahun         : 1, 2005

Francis Fukuyama lahir pada 27 Oktober 1952 dia merupakan ilmuwan politik, ekonom, politik dan penulis di AS salah satu tulisan yang diterbitkannya The Great Disruption:Human Nature and the Reconstitution of Social Order pada tahun 1999. Dia sendiri memilih ilmu sosial dalam menganalisis perubahan masyarakat dan mengartikan disrupsi sebagai gangguan atau kekacauan. Menurutnya masyarakat yang tau informasi cenderung menghargai nilai yang dijunjung tinggi dalam demokrasi, dia mengakui manfaat yang timbul dari perubahan-perubahan teknologi, sehingga masyarakat menjadi suatu "masyarakat-informasi" (information society).

Buku yang sama juga diterbitkan Clayton M. Christensen yang memaknai "disruption" saling bertentangan dengan  Fukuyama , dalam bukunya yang berjudul The Innovator's Dilemma (1997). Kesamaan Christensen dan Fukuyama mereka menulis dalam konteks persamaan zaman ketika teknologi informasi mulai mencapai kemajuan yang definitif dan dengan cepat mempengaruhi pola-pola relasi dan komunikasi. Buku The Innovator's Dilemma dan The Great Disruption terbit ketika internet sebagai wujud konkret teknologi informasi mulai memendekkan jarak sehingga dunia menjadi bagaikan "daun kelor" atau a global village. Hal itu berarti, perkembangan teknologi informasi secara radikal turut mengubah struktur kehidupan secara sosiologis.

Dunia yang luas menjadi padat, tercipta jaringan sosial yang mempercepat perubahan sosial. Pada akhir abad ke-20 mulai berkembang e-commerce yang menyebabkan kegiatan komersial menjangkau seluruh dunia. Akan tetapi, teknologi informasi yang menciptakan global village tersebut dimanfaatkan pula sebagai instrumen kriminal. Pelaku terorisme dan berbagai tindak kejahatan menggunakan fasilitas yang sama. Jadi, perkembangan teknologi canggih berdampak baik terhadap kekacauan sosial maupun terhadap perubahan fundamental pada dunia industri barang dan jasa. Dalam konteks ini Fukuyama dan Christensen berbicara tentang "disruption", namun dengan paham yang berbeda. Fukuyama memahami disrupsi sebagai gangguan terhadap tata sosial, sedangkan Christensen melihat disrupsi sebagai peluang inovasi yang menguntungkan.

Dalam buku ini terdiri dari 3 bab dengan 16 sub bab dalam 467 halaman, pengembangan konsep modal sosial dengan memasukkan berbagai pemikiran dari ilmu sosial mutakhir seperti teori tentang pilihan rasional dan aksi kooperatif. Pembahasan dalam buku ini tidak membosankan, kata yang dipilih juga mudah dipahami untuk orang umum. Fukuyama membahas bagaimana Guncangan Besar yang terjadi ketika sistem kapitalisme meluas, mengakibatkan erosi pada modal sosial, kepercayaan sesama makin menipis, kecurigaan merebak, pelanggaran hukum meningkat. Namun hal ini dianggap sebagai proses penataan masyarakat. Buku ini mengajak kita untuk memahami semua dengan logika dan harus bersifat objektif serta sistematis tentang suatu perubahan yang pasti suatu saat terjadi.

Guncangan besar bisa dipahami saat berkurangnya sekat sosial karena maraknya aplikasi media sosial akibat perubahan zaman. Hal ini guncangan besar yang saat ini sedang kita rasakan, ketika kita membuat snap hanya untuk sebuah like dan ada teman tidak suka secara tidak sadar itu akan menjadikan guncangan. Contohnya, di sapa di WA tidak menjawab, maka orang tersebut akan merasa kesal dengan tindakannya itu maka disitu sebuah konflik atau guncangan akan terjadi.

Pada bab satu menjelaskan ikatan modal sosial yang hilang akibat terlalu sering gunakan media sosial karena disatu sisi memunculkan dampak positif seperti kemudahan kerjasama disisi lain dampak negatifnya semakin meluas pengaruh dari media itu sendiri. Dan guncangan besar Fukuyama menjelaskan bagaimana guncangan besar yang terjadi ketika system kapitalisme meluas dan mengikis modal sosial. Hal ini ditandai dengan menipisnya kepercayaan antar sesama manusia, kecurigaan dan kecurangan yang merebak, tingginya tingkat kriminalitas, perceraian, dan kehancuran hidup rumah tangga.

Pada bab dua, lebih banyak menjelaskan tentang asal usul moral, dimulai dari moral, kodrat manusia, dan tatanan sosial. Asal mula kerjasama, mengatur diri sendiri, teknologi jaringan modal sosial dan batas keniscayaan hierarki. Dalam hal ini norma, Slug, adalah ketentuan tentang batasan sosial di hadapan orang yang memiliki harta dan jabatan tapi tidak memiliki kemanusiaan akan semakin banyak. Seperti hal yang menyeruak sekarang adalah perdebatan mengani kerjasama dan persaingan. Disini orang lebih senang dengan status yang memiliki banyak komentar dan like atau love dan sebagainya daripada mereka ngobrol atau sekedar berkumpul bersama keluarga. Akan tetapi yang mengerikan adalah kalau di dalam kehidupan dunia media sosial memiliki banyak teman, tapi di dalam kehidupan nyata ia sendirian. Mereka lebih senang individualism daripada kolektivisme.

Pada bab tiga, banyak orang secara intuitif percaya bahwa kapitalisme merusak kehidupan moral. Pasar menjadikan segalanya barang dagangan dan mengganti hubungan manusia dengan laba, seperti makin merebaknya toko online, menurut masyarakat kapitalis modern lebih banyak menguras modal sosial daripada menghasilkannya saat seperti itulah kembali kepada guncangan besar, guncangan disusul dengan penataan kembali tatanan sosial, apapun motivasinya, manusia senantiasa membangun kembali modal sosial setelah terkikis oleh perubahan besar.

Menurut saya buku ini sangat bagus dibaca untuk menambah pengetahuan tentang konsepsi apa yang ada pada masa lalu mengenai permasalahan besar yang terjadi pada umat manusia, dan penerapannya di zaman sekarang yang mengedepankan teknologi sebagai alat pembantu utama dalam kehidupan sehari-hari, selain itu buku ini bisa dijadikan pelajaran bahwa kita harus menghadapi perubahan yang terjadi dengan positif untuk menyeleksi perubahan yang baik ataupun buruk kendati Ilmu pengetahuan dan teknologi masih akan terus berkembang dengan pesat dan menawarkan aneka macam perubahan. Seperti yang sudah dialami, inovasi teknologi secara langsung berdampak pada paham manusia tentang eksistensi dan makna hidup, pada relasi dan komunikasi, serta pada cara kerja dan cara memimpin. Pada dasarnya semua itu tidak akan merubah kodrat manusia jadi kita tidak boleh terlena. Buku ini cocok dibaca untuk dosen maupun mahasiswa sebagai penambah referensi pengetahuan dalam bidang sosiologi sendiri, kita juga akan memahami bahwa sebuah modal sosial akan berharga dalam suatu masyarakat untuk mengatur tatanan kehidupan agar berjalan dengan harmonis antar sesama karena sebuah modal sosial lah yang mampu menyadarkan dan mampu menggerakkan sebuah masyarakat untuk berkomunikasi dengan yang lain guna untuk menjalin kerjasama, saling percaya, dan jujur agar terjadi timbal balik yang saling menguntungkan dalam masyarakat modern seperti ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun