Mohon tunggu...
Iva Sabrina
Iva Sabrina Mohon Tunggu... -

Cogito ergo sum (I think, therefore I am) – Descrates, 1637

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengenal Bonn Challenge, Upaya Restorasi Deforestasi Global

6 September 2016   20:02 Diperbarui: 8 September 2016   22:27 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bonn Challenge (Sumber: bonnchallenge.org)

Berbagai upaya dilakukan semua pihak untuk mengurangi kerusakan hutan, baik di tingkat nasional hingga tingkat global. Hutan merupakan sumber keanekaragaman hayati, tempat banyak spesies flora dan fauna menggantungkan eksistensinya.

Hutan sebagai paru-paru dunia, melalui peopohonannya menyerap karbondioksida dan mengubahnya menjadi oksigen, menjaga kontur tanah agar tidak longsor, juga sebagai penyimpan air dalam skala besar. Oleh karena itu, kerusakan hutan di suatu wilayah bisa berdampak pula pada masyarakat di belahan bumi lainnya.

Bonn Challenge hadir menjadi salah satu upaya penyelamatan hutan, selain sebagai forum pertemuan regional tingkat menteri lingkungan hidup, kehutanan dan sumber daya (pemerintah), juga melibatkan elemen sipil dan bisnis dari seluruh dunia. Tujuan utamanya adalah sebagai upaya global untuk mengurangi laju deforestasi seluas 150 juta hektar lahan hutan hingga tahun 2020, dan 350 juta hektar sampai dengan tahun 2030.

Pada September 2011, organisasi ini diluncurkan dengan difasilitasi oleh tuan rumah Kementerian Lingkungan Hidup Jerman dan International Union for Conservation of Nature (IUCN) di Kota Bonn, Jerman. Bonn Challenge dapat dimanfaatkan sebagai kendaraan untuk pembangunan desa dan keamanan air dan pangan, sekaligus berkontribusi terhadap isu perubahan iklim.

Adapun organisasi yang berkomitmen melaksanakan tujuan dari pakta ini antara lain:

Sektor pemerintah meliputi (1)Argentina, (2)Costa Rica, (3)Ekuador, (4)Ghana, (5)Honduras, (6)Liberia, (7)Meksiko, (8)Meksiko (Campeche), (9)Meksiko (Yukatan), (10)Meksiko (Quintanaa Roo), (11)Nigeria, (12)Peru, (13)Amerika Serikat, (14)Burundi, (15)Chili, (16)Elsalvador, (17)Guatemala, (18)India, (19)Madagaskar, (20)Mozambik, (21)Pakistan (Khyber Pakhtunkhwa Province/KPK), (22)Republik Kongo, (23)Republik Demokratik Kongo, (24)Ethiophia, (25)Guinea, (26)Kenya, (27)Malawi, (28)Nikaragua, (29)Panama, (30)Rwanda, (31)Uganda, (32)Pantai Gading, (33)Republik Afrika Tengah, (34)Kolombia.

Sektor bisnis dan LSM meliputi (35)Brazil’s Atlantic Forest Restoration Pact, (36)Asia Pulp & Paper, (37)Association of Guatelama Private Natural Reserves.

Salah satu negara pemilik hutan terbesar di dunia yang tergabung dalam forum ini, Brasil, angkat bicara. Brasil sebagai pemilik Amazon, hutan tropis terluas di dunia menjadi salah satu pemain kunci di Bonn Challenge.

Pedro Brancalion dari Atlantic Forest Restoration Pact, menjelaskan bahwa Bonn Challenge merupakan koalisi penting yang dapat mengintegrasikan rencana nasional dengan internasional secara lebih luas lagi terkait perspektif restorasi hutan. Forum ini dapat memperkuat tujuan bersama dan menghasilkan komitmen lebih banyak lagi.

“Bonn Challenge ingin meyakinkan pemerintah (Brasil, Red) untuk mendukung upaya ini, karena kami bertujuan memulihkan 15 juta lahan kritis yang merupakan 10% dari seluruh tujuan Bonn Challenge hingga tahun 2020 mendatang,” ucapnya seperti diungkapkan pada video di YouTube channel IUCN, International Unionfor Conservation of Nature


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun