Mohon tunggu...
Chandra Simbolon
Chandra Simbolon Mohon Tunggu... Accountant -

Life Simple

Selanjutnya

Tutup

Humor

Antagonis

30 Juni 2018   17:03 Diperbarui: 30 Juni 2018   17:08 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Dalam membangun sebuah cerita terdapat banyak unsur-unsur didalamnya. Unsur-unsur didalam cerita tersebutlah yang membangun jalan peristiwa cerita tersebut, membuat cerita tersebut lebih berwarna dan menarik untuk di simak, dalam sebuah cerita yang paling sering di perhatikan adalah karakter tokoh-tokoh, umumnya tokoh utama dalam sebuah cerita adalah tokoh yang memiliki sifat baik atau paling unggul dari tokkoh lainnya.

Dia merupakan tokoh protagonis dan dibalik tokoh ini ada tokoh jahat yang begitu kurang ajar dan menjengkelkan, dengan begitu licik dan jahatnya mencurangi atau menghalangi tujuan karekter utama. Menurut dari wikipedia, yaitu sumber yang saya copy paste "Antagonis adalah karakter yang melawan karakter utama atau protagonis. 

Antagonis sering merupakan seorang penjahat atau hal lainnya yang merupakan konflik dengan protagonis.Antagonis biasanya jahat dan tidak baik serta sering membuat nilai-nilai negatif. '' maafka kemalasan saya dalam mengetik... 

Jika saya dapat mengomentari antagonis hanyalah tergantung sudut pandang cerita. Wikipedia mengatakan seperti itu karena wikipedia setuju dan mendukung  karakter utama. Beda dengan saya yang merasa kalau karakter utama itulah yang salah, walaupun saya tidak tahu siapa karakter utama itu.

Ok, mungkin dari pendapat yang saya paparkan di atas, sebagian dari anda menganggap gila, tapi perlu luruskan lagi bahwa antagonis itu hanyalah tergantng sudut pandang anda... ya hanya tergantung sudut pandang kita. 

Saya dapat mengambil contoh dari cerita kancil si binatang yang bijak itu. Dalam cerita ini kancil digambarkan sebagai karakter utama protagonis, hewan yang memperjuangkan hak hidupnya, dengan memakan timun yang di tanam pak tani, dengan jahatnya pak tani mengusir si kancil yang malang untuk makan timun itu, si kancil mengalami jebakan dan hampir mati karena ulah pak tani yang ingin membunuh lalu memakan si kancil, 'sungguh jahat pak tani  tua bangka itu' pikir si kancil".

Akukan ingin makan timun itu, apasalahnya aku makan sebagian timun itu, toh walaupun dia yang merawat nenek moyag duluan kog mempunyai lahan-lahan itu, jadi karena dia yang merawat itu sekarang dia punyak penuh atas ladang itu, heii aku juga butuh makan bukan kau saja yang perlu makan. Heran seharusnya petani rakus tak tahu diri itu masuk neraka saja! 

Ciih...' Gerutu si kancil yang baru saja nyawa nya selamat dari pak tani yang kejam itu. Dalam hal ini pasti kita menganggap pak tani itu jahat, pak tani merupakan tokoh egois atau antagonis yang merebut hak-hak kemanusiaan si kancil, atau lebih tepatnya hak kebinatangan si kancil binatang mamalia itu, semenjak kedatangan pak tani yang menggarap hutan dan menanam timun, sikancil jadi susah payah hanya untuk makan sesuap tumbuhan.

Berbicara soal sudut pandang apakah tidak memikirkan kehidupan pak tani, yang bersusah payah menanam timun untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, hasil tanam timun yang susah payah dirawat setiap hari dirusak dan di gagal panenkan si kancil yang sok imut itu, pulang-pulang pak tani hanya membawa sedikit hasil tanam sehingga beberapa hari selanjutnya pak tani, istri dan anak-anaknya hanya makan nasi dan garam, kelaparan jauh dari kehidupan yang layak terlilit utang karena biaya sekolah anaknya, sehingga perlu mengutang lagi untuk modal menanam benih baru lagi. 

Dari cerita yang saya tulis mungkin ada berprasangka bahwa sayalah anak petani tersebut, anda pasti membayangkan bahwa saya dan teman-teman saya anak petani lainnya benci dengan cerita si kancil yang bijak saat di ceritakan oleh guru sd kita dulu, sampai-sampai anda mengira kami membuat gangstar anti kancil atau pembasmi kancil, saya peringatkan lagi kepada anda bahwa itu tidak benar kami tidak segila itu, kami masih waras dan terpelajar, tapi jika anda masih berpikiran seperti tidak masalah, berarti saya benar bahwa protagonis dan antagonis hanyalah tergantung sudut pandang kita.

Saya sering merasa lucu, haha... melihat orang yang berpecaran ini adalah contoh nyata dalam kehidupan bahwa antagonis dan protagonis itu tergantung sudut pandang kita masing-masing kita lagi, ya bisa kita lihat bahwa orang yang sedang berpacaran atau baru pacaran merasa pacarnya itu baik sekali seolah-olah dialah karakter protagonis dalam hidup kita, karena apa? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun