Mohon tunggu...
Windi Agustin
Windi Agustin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Sastra Indonesia

Mahasiswi Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia dari Masa ke Masa

9 April 2021   13:00 Diperbarui: 9 April 2021   13:05 4678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era digital atau di era globalisasi seperti ini kita tidak luput dari proses perkembangan komunkasi baik secara lisan maupun tulisan. Baik menggunakan bahasa asing seperti bahasa inggris maupun bahasa Indonesia, semua memiliki sejarah masing masing dalam perkembangannya, yang menarik untuk ditelusuri. Sejarah bahasa Indonesia sebenarnya bukan dimulai pada saat momen sumpah pemuda, namun jauh sejak abad ke 7 silam.

Tapi bagaimana mungkin terjadi? bukankan bahasa Indonesia secara resmi lahir pada momen sumpah pemuda?

Menurut faktanya, bahasa Indonesia memang secara resmi menjadi bahasa nasional sejak momen tersebut. Namun, bisa dilihat dari awal perkembangannya, sejarah bahasa Indonesia sudah ada sejak tahun 1900-an. Bahasa indonesia merupakan perkembangan dari bahasa melayu, dimana dimulai sejak awal abad ke 7 pada saat era perdagangan.

Bahasa melayu sendiri digunakan bukan hanya di kawasan nusantara saja, namun menyeluruh pada kawasan Asia tenggara. Banyak sekali yang dapat dijadikan bukti otentik seperti prasasti kudukan bukit, Talang Tuo, hingga kota dapur. Tidak dapat dipungkiri sejarah bahasa Indonesia memliki keunikan yang beragam, bahasa utama melayu kuno semakin dikenal oleh masyrakat luas seiring perkembangan zaman.  Bahasa dan kebudayaan yang ikut berpengaruh terhadap sejarah bahasa Indonesia antara lain bahasa sanskerta, Arab, Persia, hingga bahasa dan kebudayaan bangsa eropa. 

Bahasa Melayu yaitu dasar bahasa Indonesia. Namun, bahasa tersebut telah mengalami perkembangan atau perubahan akibat penggunaannya sebagai bahasa kerja dan proses pembakuan pada awal abad ke-20. 

Peristiwa sumpah pemuda yang terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928. Momen ini menjadi momen istimewa bagi bangsa Indonesia karena momen ini menyatakan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa persatuan seluruh rakyat Indonesia. Setelah diresmikannya bahasa Melayu oleh van Ohuijsen, yang kemudian berkembang menjadi bahasa Indonesia hingga ditetapkan sebagai bahasa persatuan, muncul ejaan-ejaan baru, yakni sebagai berikut.

Ejaan Republik

Ejaan ini merupakan hasil penyedarhanaan Ejaan van Ophuyes. Ejaan Republik mulai berlaku pada 19 Maret 1947. Ejaan ini juga dikenal dengan Ejaan Suwandi.

Ejaan Melindo

Ejaan ini merupakan hasil perumusan ejaan melayu dan Indonesia pada tahun 1959. Ejaan Melindo berawal dari diselenggarakannya Kongres Bahasa Indonesia yang kedua pada tahun 1945. Bentuk rumusan ejaan melayu Indonesia merupakan suatu bentuk penyempurnaan dari ejaan sebelumnya.

Ejaan Baru ( Ejaan LBK )

Ejaan Baru pada dasarnya merupakan lanjutan dari usaha yang telah dirintis oleh panitia Ejaan Malindo. Para pelaksananya pun di samping terdiri atas panitia Ejaan LBK, dan juga panitia ejaan dari Malaysia. Panitia itu berhasil merumuskan suatu konsep ejaan yang kemudian diberi nama Ejaan Baru.

Ejaan yang Disempurnakan

Dengan Keputusan Presiden No. 57 Tahun 1972, ejaan tersebut dikenal dengan nama Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Ejaan itu merupakan hasil yang dicapai oleh kerja panitia ejaan bahasa Indonesia yang telah dibentuk pada tahun 1966. Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan ini merupakan penyederhanaan serta penyempurnaan Ejaan Suwandi atau Ejaan Republik yang dipakai sejak Maret 1947.

Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)

selanjutnya EYD berubah menjadi EBI (Ejaan Bahasa Indonesia) sebagai pedoman umum sejak akhir 2015 silam. Perubahan yang dilakukan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia ini, berlandaskan Peraturan Menteri dan Kebudayaan Rl Nomor 50 Tahun 2015.

Sampai saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup yang terus berkembang dengan pengayaan kosakata baru, baik melalui penciptaan maupun melalui penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.

Sumber 

Putrayasa, I Gusti Ngurah Ketut. 2018. Jurnal Sejarah Bahasa Indonesia, UNIVERSITAS UDAYANA, Denpasar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun