Mohon tunggu...
Lisa Ramadhanty
Lisa Ramadhanty Mohon Tunggu... Konsultan - Communication Consultant

Passionately Curious

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tetap Produktif dan Sehat di Usia Lanjut, Dr. Ray W Basrowi: Asupan Nutrisi dan Edukasi Kunci Memaksimalkan Healthy Aging

19 Juni 2021   16:50 Diperbarui: 20 Juni 2021   20:22 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang terlintas di pikiran ketika mendengar kata lansia? Bertumbuhnya populasi lansia akan terus bertambah seiring kemajuan di bidang kesehatan yang ditandai dengan meningkatnya angka harapan hidup serta menurunnya angka kematian. Berdasarkan survei dari Kemenkes pada tahun 2017, populasi penduduk dunia saat ini berada di era ageing population. Artinya, penduduk yang berusia lebih dari 60 tahun sudah melebihi 7% dari keseluruhan total penduduk.

Di Indonesia, persentase penduduk lansia angkanya terus meningkat. Peningkatan penduduk lansia memiliki dampak sosial dan ekonomi. Terjadinya peningkatan jumlah lansia dapat memberikan kontribusi yang baik bagi negara apabila lansia Indonesia berada dalam keadaan sehat, mandiri, aktif dan produktif. Penduduk lansia yang matang, berkualitas dan memiliki segudang pengalaman bisa membantu kemajuan dari suatu negara. Mereka dapat memberikan kontribusi pemikiran yang dapat dikolaborasikan dengan angkatan usia kerja.

Menurut WHO (2012),  beban kesehatan lansia di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah berasal dari penyakit-penyakit seperti jantung, stroke, gangguan penglihatan, dan gangguan pendengaran. Kesehatan yang buruk pada lansia tidak hanya berdampak bagi individu, tetapi juga bagi keluarga dan masyarakat luas. Oleh karena itu, diperlukan jaminan serta fasilitas kesehatan memadai, yang perlu dipersiapkan dari usia 40 tahunan atau lebih awal.

Perlunya persiapan penuaan yang sehat (healthy aging) sejak masa dewasa muda

Penuaan yang sehat (healthy aging) ditandai dengan adanya peluang yang memungkinkan seseorang melakukan apa yang mereka hargai sepanjang hidup. Adanya kesadaran membina proses penuaan yang sehat akan membantu pengembangan dan pemeliharaan kemampuan fungsional yang memungkinkan kesejahteraan di usia yang lebih tua.

Chairman Health Collaborative Center (HCC), Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK menyebutkan bahwa faktor kunci untuk healthy aging ini adalah aspek nutrisi dan edukasi. Berdasarkan artikel ilmiah yang diterbitkan di Jurnal Amerta Nutrition Vol. 4 Suplement Edition, masuknya peran (intervensi) nutrisi dalam bentuk functional food product dan dukungan edukasi tentang konsep healthy aging adalah dua komponen terpenting.  

"Kedua faktor ini berperan untuk memastikan populasi dewasa muda Indonesia saat ini akan menjadi penduduk lanjut usia yang memiliki kualitas kesehatan yang baik serta tetap produktif di usia lanjut," ujar praktisi kesehatan kerja dan industri nutrisi yang akrab dengan sapaan Dr. Ray.

Dukungan yang memadai untuk mencapai tahap healthy aging

Pada RPJMN 2020-2024, pemerintah telah menyusun strategi guna mengantisipasi kondisi Indonesia yang telah memasuki ageing population. Konsekuensi yang terjadi dari semakin membaiknya angka harapan hidup penduduk Indonesia adalah semakin bertambah banyaknya jumlah penduduk lanjut usia. Wujud antisipasinya antara lain dengan mempersiapkan kawasan yang ramah lansia.

Program-program pelayanan dan pemberdayaan lansia sejauh ini, antara lain: program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) dan Sentral Layanan Sosial (SERASI), program Asistensi Sosial Lanjut Usia Telantar (ASLUT), program pendampingan sosial lansia melalui perawatan di rumah (home care), program family support lansia, program rehabilitasi sosial lanjut usia (Progress LU), pendamping sosial profesional lanjut usia, dukungan teknis lanjut usia, dan bantuan sosial lanjut usia.

Dr. Ray yang juga merupakan Medical Science Director Danone Indonesia, telah menggaris bawahi adanya pedoman Gizi Seimbang tahun 2014 yang sudah mengatur empat pilar terkait petunjuk asupan nutrisi dan pola hidup yang baik. Demi mendukung program healthy aging, upaya yang tercantum dalam pedoman tersebut meliputi: makanan seimbang dengan sumber bervariasi, perilaku hidup bersih, aktif berolahraga dan mempertahankan berat badan dalam kondisi terjaga atau normal. Menurutnya persiapan ini harus mulai digerakan di rentang umur 40 tahunan.

"Usia ini masih termasuk usia produktif, dimana menurut banyak penelitian, pola dan gaya hidup di tahap ini akan cenderung bertahan dan menjadi kebiasaan hidup hingga usia tua," jelas Dr. Ray yang sering memberikan edukasi kesehatan melalui akun Instagram @ray.w.basrowi.

Faktor penentu kesuksesan healthy aging

Berdasarkan artikel ilmiah yang ditulis Dr. Ray bersama beberapa ahli lain di bidang nutrisi, dijelaskan bahwa zat gizi yang penting untuk diperhatikan kecukupannya di usia dewasa muda adalah asupan protein. Di Indonesia, asupan protein masih tergolong rendah, yaitu masih berkisar 12% dari total kebutuhan intake energi harian, idealnya harus mencapai 15% daily intake.

Penelitian telah mengidentifikasi langkah-langkah tindakan yang dapat kita ambil untuk menjaga kesehatan seiring bertambahnya usia. Dari memperbaiki pola asupan makanan dan tingkat aktivitas fisik hingga mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan mengelola faktor risiko penyakit, tindakan ini dapat memengaruhi berbagai bidang kesehatan.

"Perkembangan ilmu nutrisi sebenarnya sudah sangat maju sehingga banyak zat gizi yang dapat diberikan sejak masa dewasa muda sehingga membantu proses fisiologis agar tetap memiliki kualitas hidup yang baik dimasa tua nantinya," ungkap Dr. Ray.

Peran lingkungan demi menciptakan lansia berkualitas

Kenyataannya, seseorang yang saat ini masih berusia produktif dalam beberapa tahun kemudian banyak yang akan berganti di usia lanjut atau pensiun. Kondisi lansia nantinya akan ditentukan bagaimana keputusan yang diambil di masa lalu.

Dalam artikel ilmiahnya, Dr. Ray yang memiliki gelar Doktor Bidang Kedokteran dari FKUI ini menjelaskan bahwa tim penulis menggunakan pendekatan analisis social cognitive theory (SCT) untuk mengidentifikasi beragam faktor penentu perilaku diet dan pola hidup populasi dewasa di Indonesia.

"Dari analisis SCT ini terlihat bahwa selain nutrisi, aspek personal knowledge merupakan komponen penting yang efektif menentukan keberhasilan pola hidup sehat kelompok usia dewasa muda dan lanjut usia untuk tetap produktif. Konsep ini penting untuk di intervensi dengan model edukasi berbasis komunitas," ujarnya.

Secara umum, permasalahan psikologis yang dominan terjadi pada lansia yakni kesepian, kesepian dapat juga diartikan perasaan tersisihkan, terpencil dari orang lain, karena merasa berbeda dengan orang lain (Probosuseno dalam Sari, 2017). Lansia dengan dukungan sosial yang besar berkemungkinan memiliki tingkat kesepian yang lebih sedikit.

"Karena dampaknya sangat signifikan, program ini sangat baik diterapkan untuk membentuk populasi lansia yang bukan menjadi beban negara melainkan tetap menjadi asset bangsa di masa mendatang," tegas Dr. Ray.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun