Mohon tunggu...
Lisa Ramadhanty
Lisa Ramadhanty Mohon Tunggu... Konsultan - Communication Consultant

Passionately Curious

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, Pendiri Health Collaborative Center (HCC)

24 Januari 2021   17:01 Diperbarui: 24 Januari 2021   22:30 2146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK.

Nutrisi adalah kumpulan zat-zat gizi yang berhubungan erat dengan kelangsungan hidup manusia. Komponen ini sangat penting sebab akan mempengaruhi aktivitas keseharian dan sistem metabolisme tubuh. Bicara soal gizi, praktisi kesehatan kerja dan industri nutrisi saat ini hanya memiliki segelintir nama yang cukup berpengaruh di Indonesia, salah satunya adalah Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK.

Dr.  Ray  memiliki pengalaman  15  tahun  sebagai  praktisi di  bidang industri nutrisi dan  K3 manajemen  perkantoran,  dan  telah  berkarir  di  beberapa  perusahaan  produk  pangan  dan nutrisi. Beliau juga turut aktif mengerjakan beberapa penelitian di bidang infant and toddler nutrition. 

Pada Juni 2019, Dr. Ray mendirikan Health Collaborative Center (HCC) yang merupakan suatu wadah edukasi dan advokasi kesehatan masyarakat di bidang nutrisi, kesehatan kerja, laktasi dan kesehatan komunitas, dan saat ini menjabat sebagai Founder & Chairman dari HCC. HCC bekerja sama dengan FKUI dalam membuat penelitian yang mulai dikerjakan sejak tahun 2015.

Lulusan  Magister Kedokteran Kerja serta Doktor Bidang Ilmu Kedokteran dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini memiliki ketertarikan yang sangat tinggi dalam bidang nutrisi terutama intervensi dan edukasi nutrisi pada kelompok pekerja, ibu hamil, menyusui, anak dan juga manajemen kesehatan kerja. Maka dari itu, hasil penelitiannya banyak mendukung tentang laktasi serta pemberian ASI Eksklusif kepada ibu, khususnya para ibu pekerja. 

Bagaimana intervensi & edukasi nutrisi yang dilakukan selama ini?

Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK.
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK.
Dr. Ray menyebut angka asi eksklusif di Indonesia masih rendah sebelum pandemi Covid-19. Dr. Ray mengutip dari penelitian bahwa ASI Eksklusif di Indonesia selama beberapa tahun terakhir masih berkisar antara 30-50%. Namun berkat adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pemberian ASI Eksklusif meningkat tajam menjadi 89%.

Perhatian juga tetap dicurahkan kepada para pekerja yang masih melakukan Work From Office (WFO). Menurut Dr. Ray, pemberian ASI Eksklusif di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura lebih tinggi dikarenakan waktu cuti yang diberikan dua kali lebih banyak dari yang peraturan tertulis yang ada di Indonesia.

“Apabila ibu pekerja pasca melahirkan hanya diberi cuti sebanyak 3 bulan, sebaiknya industri menyediakan ruang promosi laktasi di tempat kerja. Tim peneliti kami di HCC pernah melakukan survei dan mendapatkan hasil bahwa adanya model promosi laktasi di tempat kerja meningkatkan produktivitas sehingga ini membawa dampak pada tingkat loyalitas pekerja dan kesehatan ibu & anak.” ujar Dr. Ray.

Beliau mengingatkan tentang angka grafik stunting di Indonesia masih mengkhawatirkan. Stunting yang menjadikan anak kurang gizi kronis dapat membawa anak menjadi bodoh. Penyebabnya telah diketahui bahwa adanya kegagalan pemberian ASI Eksklusif di enam bulan pertama pasca melahirkan.

“Adanya kolaborasi dari pihak perusahaan maupun industri dengan model promosi laktasi di tempat kerja adalah sebuah investasi jangka panjang. Artinya, jika selama ini perusahaan khawatir pembinaan soal laktasi ini akan berdampak pada cost operational, nyatanya dari hasil riset tadi membuktikan justru meningkatkan produktivitas dan loyalitas. Mengapa? Ketika seorang ibu merasa dihargai di tempat kerja, mereka akan menghasilkan pekerjaan yang lebih baik.” tambah Dr. Ray.

Apa saja publikasi penting yang ditulis?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun