Mohon tunggu...
Qani Mulya Walagri
Qani Mulya Walagri Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Halo saya mahasiswa baru di Universitas Pendidikan Indonesia jurusan Pendidikan Multimedia. Salam Kenal Semuanya O_0.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterikatan Teknologi dalam Pembelajaran Generasi Alpha

7 Desember 2022   08:58 Diperbarui: 7 Desember 2022   09:32 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

  Melihat perkembangan pendidikan yang dipenuhi teknologi dan tentunya berkembangnya generasi ke generasi akan membawa perubahan dan tidak bisa dipungkiri generasi yang bernama alpha ini cukup memiliki keterikatan dalam soal teknologi yang sebenarnya tak begitu jauh berbeda dari kakaknya yaitu generasi z. 

Terkadang dengan adanya teknologi tanpa kita sadari, membawa banyak manfaat dan membawa berbagai macam dampak negatif juga. Terpaku dan tidak bisa lepasnya anak zaman sekarang dari gadget itu adalah suatu permasalahan, karena ini dapat mengurangi kemampuan anak untuk bersosialisasi dan menjadi lebih individualis, seperti halnya mengerjakan tugas, bekerja kelompok, hal ini dapat terjadi karena kecenderungan anak yang telah nyaman berkehidupan online, dapat menurunkan rasa penasaran seorang anak dan cenderung mudah malas dikarenakan generasi alpha ini tingkat minat terhadap hal yang berbau instan itu sangat tinggi sekali, hal ini tentunya sangat dapat berdampak kepada pendidikan dan juga aspek kehidupan lainnya, sangat benar sekali, tentunya anak-anak penerus kita ini perlu di didik lagi agar bisa berkehidupan yang baik dan juga bisa memajukan bangsa ini secara teknologi, kreatif, dan juga dalam berbagai hal yang berkorelasi dengan kehidupan manusia untuk saat ini sampai seterusnya.

  Pada saat dahulu kehidupan berorientasikan kepada hal yang harus dipertemukan dahulu, seperti kita ketika ingin berbincang dengan teman tentu kita harus melakukan pertemuan secara tatap muka dahulu dengan mereka, sekolah yang dilaksanakan dengan sistem yang bisa dibilang masih jauh dari indikator teknologi, seperti pengumpulan tugas saja kalau dahulu pasti kita harus datang ke tempatnya, tidak bisa secara online. 

Berbeda halnya dengan zaman sekarang, yang dimana pun kita berada dunia ini terasa serba canggih, adanya interaksi tanpa perlu pertemuan secara offline, tentu saja itu menjadi suatu kemudahan bagi setiap orangnya, seperti apabila kita merantau dan merindukan orang rumah, kita bisa mengobatinya dengan menelpon kerabat yang ada dirumah, pengumpulan tugas pun bisa dikatan mudah, terkadang sebagian pengajar lebih senang memberikan tugas dan dikumpulkan secara online, dan itu menjadi suatu kemudahan juga bagi para siswa dalam pengumpulan tugas, terkadang kelas pembelajaran pun bisa online atau offline menyesuaikan dengan kondisi yang ada pada saat itu juga, contohnya saja dalam lapangan pekerjaan pada saat ini bisa dibilang lebih berkembang daripada sebelumnya, seperti adanya ojek online yang mempermudah kita kemana saja, entah dalam hal transportasi dan juga dalam membeli makanan, ini membuat suatu terobosan yang lebih mudah dan instan untuk setiap orangnya, karena tidak usah keluar rumah pun kita bisa membeli makanan yang kita inginkan, tentunya begitu banyak dampak yang teknologi berikan kepada kita sebagai manusia di zaman sekarang yang serba canggih ini, melihat sekilas masa lampau dan masa saat ini tentu sangat berbeda sekali dari segala aspek yang didukung oleh teknologinya, dan ini sangat memperlihatkan bagaimana kemajuan indonesia ditengah dunia yang berevolusi menjadi serba teknologi, tentunya dalam berbagai hal pasti ada positif dan negatifnya, nah maka dari itu pastinya hal yang harus dibenahi dan dibuang jauh-jauh adalah negatifnya, maka dari itu peserta didik dari generasi alpha ini perlu didik lagi dasar pendidikannya dalam bersosialisasi, agar menciptakan generasi yang lebih baik untuk seterusnya, karena tentu saja ketika kita menginginkan suatu hal yang bisa dikatakan bagus, dan baik dalam segala aspek, hal yang harus kita benahi paling utama adalah sumber daya manusianya, setelah itu baru kita beranjak ke semua hal yang bisa kita benahi pada saat itu juga.

  Namun tidak bisa dipisahkannya generasi alpha dalam pendidikan, tentunya bisa menjadi sebuah terobosan baru untuk membuat pembelajaran dengan teknologi, karena tipikal generasi alpha ini memiliki kecenderungan lebih minat terhadap hal yang singkat padat jelas daripada bertele-tele, lebih suka menonton atau mendengarkan daripada membaca, sangat akrab dan kebergantungan terhadap teknologi, kurang suka diatur, kurangnya interaksi face to face, dan memiliki ciri khas terbiasa dengan konten digital. 

Maka dari itu terkhususnya untuk para tenaga pendidik harus bisa membuat pembelajaran yang sesuai dengan generasi yang dibinanya dan ini menjadi suatu tantangan bagi para generasi z yang nantinya akan menjadi tenaga pendidik generasi alpha dan seterusnya. 

Tentunya sebagai pengajar di era generasi alpha pastinya harus dituntut untuk bisa mengikuti perkembangan zaman dan juga harus bisa mendisiplinkan para pelajarnya juga, tentunya ini bukan hal yang mudah bagi seorang pengajar, karena butuh effort yang lebih dalam membuat suasana kelas yang disukai oleh pelajarnya, selain itu sebagai pengajar di zaman sekarang ini dituntut untuk bisa fleksibel dalam segala hal, hal ini dapat mempermudah pembelajaran bagi pelajar dan juga kita sebagai pengajarnya.

  Dalam generasi sebelumnya yaitu generasi z yang berkisaran dari tahun 1995-2010 itu memiliki kecenderungan karakter jiwa entrepreneurship yang tinggi, dan mempunyai motto hidup YOLO ( You Only Live Once), mencintai kebebasan dan juga agak sedikit individualis dibarengi dengan tech savvy alias melek teknologi, berciri khas generasi yang dekat dengan instagram, netflix, virtual reality, dan juga augmented reality, dan tokoh atau contoh dari orang-orang ini adalah seperti Agung Hapsah, Joey Alexander, dan juga Iqbal Ramadhan. 

Setiap generasinya pasti punya karakter dan juga ciri khas, maka dari itu generasi alpha pun yang kisaran 2010 keatas pastinya memiliki karakternya tersendiri yaitu, Kurangnya interaksi face to face, sangat akrab dan kebergantungan terhadap teknologi, sangat kurang suka diatur, dan juga generasi terdidik dan paling berpengaruh untuk saat ini, memiliki ciri khas yang sudah terbiasa dengan konten digital, tokoh atau contoh dari orang-orang ini adalah seperti Gempita, Rafathar. Bagi mereka teknologi sudah bukan hal yang sangat istimewa sekali, karena setiap harinya mereka terkadang selalu dihadapkan dengan teknologi. 

Di lain sisi pastinya butuh penyeimbang antara teknologi dan juga kehidupan sehari-harinya, tidak sepatutnya juga kita terpaku terhadap hal yang instan, terkadang untuk membentuk pola pikir yang lebih berkembang itu pastinya dituntut untuk bisa lebih dari batasan yang ada, bukan hanya berdiam diri menikmati hal instan yang teknologi berikan kepada kita saja, tapi tentu saja kita bisa mengembangkan teknologi itu dengan lebih baik lagi bagi.

  Dari ciri khas generasi alpha di atas, tentunya tersirat bahwasannya mereka adalah generasi yang benar-benar sudah terbiasa dengan adanya teknologi alias konten digital itu sudah menjadi salah satu makanan sehari-harinya, dan ini menjadi sebuah terobosan bagi para pengajar dari generasi z untuk membuat konten pendidikan dengan digital dan mudah dipahami, tentunya ini akan menarik minat para generasi alpha dalam hal pembelajaran dan mempermudah mereka untuk memahami dasar-dasar kehidupan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun