Mohon tunggu...
ROHHADATUL AIS FAUZIAH
ROHHADATUL AIS FAUZIAH Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang Mahasiswa berasal dari Kota Malang dan tengah menempuh Pendidikan di salah satu kampus Kesehatan Negeri di Kota Malang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Faktor Resiko Terjadinya Stroke Oleh Kelompok 2 & Nurul Pujiastuti

10 Maret 2025   21:47 Diperbarui: 24 April 2025   07:49 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Apasih Stroke itu?

Stroke merupakan kondisi serius yang disebabkan ketidaknormalan fungsi sistem saraf pusat dimana pasokan aliran darah yang menuju ke otak terganggu. Gangguan tersebut secara mendadak menimbulkan gejala seperti kelumpuhan sesisi wajah atau anggota badan, bicara tidak lancar, bicara tidak jelas (pelo), perubahan kesadaran, dan gangguan penglihatan.

Faktor penyebab stroke ada dua yaitu faktor yang tidak dapat diubah seperti jenis kelamin dan usia serta faktor risiko yang dapat diubah seperti hipertensi, hiperlipidemia, hiperurisemia, penyakit jantung, obesitas, merokok, konsumsi alkohol, kurang aktivitas, kontrasepsi yang berisi hormon dan stress. Pemahaman mendalam mengenai faktor-faktor risiko terjadinya stroke sangat penting untuk mencegah dan menurunkan angka kejadian stroke di masyarakat.

Berdasarkan penelitian dari Global Burden of Disease, diketahui bahwa meskipun prevalensi stroke menurun, beban sosial ekonomi terkait stroke meningkat dari waktu ke waktu. Terdapat sekitar 5,5 juta angka kematian yang diakibatkan oleh stroke dan 13,7 juta kasus stroke baru di seluruh dunia setiap tahunnya. Di sisi lain, prevalensi  stroke global saat ini adalah sekitar 80 juta orang yang hidup dengan stroke. Di Indonesia, prevalensi stroke menunjukkan tren penurunan, di mana tahun 2018 angka stroke berkisar di 10,9 permil menjadi 8,3 per mil pada tahun 2023.

Faktor Penyebab Stroke

Banyak faktor risiko terkait stroke disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat tentang penyebab stroke seperti gaya hidup yang tidak sehat, seperti diet tidak seimbang, merokok, kurangnya aktivitas fisik, dan tidak melaksanakan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Selain faktor genetik, lingkungan, gaya hidup, kesehatan, dan ekonomi juga berkontribusi pada risiko stroke di Indonesia.

Salah satu penyebab utama kejadian stroke adalah usia. Seiring bertambahnya usia, risiko seseorang untuk mengalami stroke meningkat secara signifikan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh menumpuknya plak 

di arteri, yang secara perlahan membatasi aliran darah dan meningkatkan tekanan pada pembuluh darah otak. Pada rutinitas pemeriksaan tekanan darah, lansia laki-laki paling banyak pemeriksaan minimal 1 bulan sekali 

(48,9%), sedangkan pada lansia perempuan tidak jauh berbeda (45,6%). Sehingga pemeriksaan tekanan darah berdasarkan gender pada kejadian stroke lansia tidak jauh berbeda.

Meskipun prevalensi stroke telah menurun, dampak yang timbul dari fenomena ini semakin meningkat dari segi sosial dan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa pencegahan dan pengelolaan yang efektif jauh lebih penting. Dalam rangka waktu mendatang, stroke akan tetap menjadi sebab penting cacat jangka panjang yang akan berkontribusi pandemi tidak langsung pada biaya finansial dan psikososial baik pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat serta pada sistem kesehatan nasional. Representasi yang jelas dari fakta ini dapat dilihat dalam laporan World Stroke Organization. Kondisinya adalah bahwa lebih dari lima juta penyintas stroke, atau lebih dari 50%, terkena cacat permanen yang mencakup kesulitan bergerak, gangguan bicara, serta gangguan kognitif.

Pencegahan stroke tidak hanya bergantung pada kesadaran individu, tetapi juga memerlukan intervensi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat. Program edukasi kesehatan yang menyeluruh dan berkelanjutan sangat penting untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang faktor risiko stroke dan pentingnya gaya hidup sehat. Misalnya, kampanye untuk mengurangi konsumsi garam, meningkatkan aktivitas fisik, dan menghindari merokok dapat membantu menurunkan prevalensi faktor risiko yang dapat diubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun