Mohon tunggu...
Mbak Tata
Mbak Tata Mohon Tunggu... profesional -

** House Manager ** Meminati segala hal yang berkaitan dengan eksplorasi dalam meningkatkan produktifitas hidup maupun manajerial yang efektif dan efisien untuk keseharian yang lebih baik silakan berkunjung ke itqonmanager.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Harus Meminum Pil Tidur karena Insomnia? Hati-hati!

15 November 2015   22:40 Diperbarui: 16 November 2015   13:00 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir semua orang pernah mengalami sulit tidur dan ada juga yang sulit tertidur dari waktu ke waktu. Minimal ini terjadi pada rata-rata orang sekitar 1 kali dalam setahun. Ini menjadi kerugian tersendiri bagi banyak orang. Salah satu penyebabnya, karena manusia yang dasarnya memiliki kapasitas untuk khawatir, sedang mengkhawatirkan tentang masa depan dan mengikat diri dengan masa lalu.

Insomnia, bagaimanapun, ditandai dengan sulit tidur atau jika bangun menjadi bangun terlalu dini. Jika seseorang membutuhkan waktu tiga puluh menit atau lebih untuk tertidur, namun anda justru terjaga selama tiga puluh menit atau lebih pada malam hari. Kemudian hal ini terjadi setidaknya tiga kali dalam seminggu selama satu bulan atau lebih, maka anda secara resmi menderita insomnia.

Insomnia memiliki efek besar pada suasana hati dan terkait dengan kewaspadaan. Ini juga merupakan gejala klasik dari depresi. Pengaruh obat tidur dapat meningkatkan kualitas tidur tetapi cara terbaik untuk menangani serangan insomnia adalah memperbaiki mekanisme tidur itu sendiri.

Tidur sangat baik bagi memori

Mendapatkan jumlah tidur yang baik dan berkualitas tinggi dapat memberikan manfaat besar untuk memori. Tidur juga baik untuk otak dalam belajar dan mengasah fokus serta meningkatkan rentang perhatian setelah bangun. Penelitian juga menunjukkan tidur memiliki pengaruh kuat atas memori. Waktu yang dihabiskan dalam tidur terjadi kondisi penting dimana gelombang lambat saat tidur dan REM memainkan peran penting dalam konsolidasi memori.

Obat tidur dan pengaruhnya dalam aktivitas tidur

Para peneliti di St Luke Hospital Sleep Medicine dan Research Center di Missouri meneliti dampak bantu resep obat tidur untuk konsolidasi memori. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa dalam kondisi tertentu, beberapa obat yang biasa diresepkan untuk tidur dapat mengganggu memori saat tidur.

Para peneliti meneliti efek yang mungkin pada memori dari 2 obat tidur yang berbeda, zolpidem dan zaleplon. Zolpidem adalah bahan aktif dalam beberapa obat tidur yang sering diresepkan, termasuk Ambien. Zaleplon adalah bahan aktif dalam bantuan resep tidur. Kedua obat ini masuk kedalam kelas obat yang umum dikenal sebagai hipnotik tidur. Mereka memiliki efek sedatif yang membantu untuk relaksasi fisik, dan mengurangi ketegangan serta menginduksi tidur. Penelitian ini melibatkan 22 orang dewasa yang bebas dari masalah tidur. Para peneliti mengambil semua relawan untuk tidur di bawah 3 periode tidur pada 8 jam yang berbeda selama penelitian, diantaranya dengan dosis tidur 12,5 mg zolpidem, dengan dosis 10 mg zaleplon dan dengan placebo.

Sebelum dan setelah setiap sesi tidur, peneliti menguji kemampuan memori peserta dalam dua cara berbeda. Mereka menggunakan tes asosiasi kata untuk mengukur memori. Sebagian besar dari apa yang kita pikirkan dalam memori secara sadar adalah bentuk memori yang memungkinkan kita untuk menyimpan fakta-fakta, peristiwa, pikiran dan ide-ide.

Mereka juga menguji memori prosedural dengan menggunakan tes yang melibatkan jari. Memori prosedural melibatkan proses mengingat dalam keterampilan akan tugas-tugas yang paling sering menggunakan bagian tubuh. Misalnya menggunakan memori prosedural terus menerus, yang tanpa sadar terjadi secara otomatis, seperti ketika kita mengikat sepatu, menyikat gigi, atau mengetik di komputer kita.

Analisis penelitian ini mengungkapkan perubahan pada kedua jenis konsolidasi memori setelah meminum obat tidur hipnotik pada waktu tidur. Peserta ternyata memperlihatkan hasil lebih buruk pada tes memori deklaratif kedua dan hal ini terjadi setelah tidur malam dengan bantuan zolpidem, dibandingkan dengan plasebo dan juga zaleplon saat tengah malam. Para peneliti tidak menemukan perbedaan dalam hal kinerja ketika peserta tes memori meminum plasebo dan zaleplon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun