Hujan turunkan bahagia
Menyuarakan rasa bagi para pencinta
Meski awan mendung tertahan
Ia ikhlas menampung kegalauan
Baca juga: Di Sela Nyanyian Hujan
Namun, mengapa kita tercenung?
Kau dan aku mematung
Membeku seperti batu padahal asa menggebu
Kita tak mencoba tertawa
Meski telah menyarukan air mata
Seolah menyimak setiap jeda, lalui waktu tanpa bicara
Terperangkaplah pada isyarat
Membuat detik-detik berkarat
Hujan merajam menjadi begitu kejam
Karena kita masih tetap saja terdiam
Baca juga: Ketika Sendiri
Sumedang, 21 Oktober 2022
Baca juga: Engkau Seperti Hujan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!