Mohon tunggu...
Ita Siregar
Ita Siregar Mohon Tunggu... Administrasi - Pengarang. Pemetik cerita. Tinggal di Balige.

Merindu langit dan bumi yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Ketika Kita Melakukan Kesalahan secara Tidak Sengaja, Apa Sebenarnya yang Terjadi?

9 Desember 2022   17:17 Diperbarui: 9 Desember 2022   17:32 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Kami mengantre untuk boarding ke Chennai. Bandara sangat padat manusia. Kami saling menjaga, memastikan kami berada di jalur yang benar. 

Ketika akan naik pesawat, mata si gadis mengikuti saya, memastikan saya naik pesawat. Si pemuda Tamil berjalan lebih dulu.

Akhirnya, saya duduk di pesawat dengan rasa bersyukur.

Saya bertanya-tanya. Bagaimana mungkin saya tidak mendengar pengumuman perpindahan Gate 29 ke Gate 28? Bagaimana mungkin saya tidak mendengar kode penerbangan pesawat yang boarding? Apakah ketika saya ke kamar kecil? Apakah ketika saya membeli chai? Kalau saya tidak ketinggalan pesawat, apakah si pemuda Tamil dan gadis itu akan mendapat pergantian tiket tanpa membayar? 

Pertanyaan-pertanyaan itu mengingatkan saya pada cerita teman saya, dulu sekali, ketika kuliah di Bandung. 

Satu kali teman saya melintas di satu trotoar dan melihat tukang balon. Tangan kiri tukang balon memegang ujung tali balon-balon. Lalu, tanpa sengaja kakinya tersandung entah kerikil, tukang balon itu terjatuh. Saat itu tangannya  masih memegang ujung-ujung tali balon, tapi dia melakukan satu gerakan yang lantas menyebabkan semua balon, terbang.

Tukang balon melihat balon-balon terbang, melompat, berusaha menangkap ujung tali yang menjuntai, tapi terlambat. Balon-balon dengan cepat naik ke udara. Tukang balon menyaksikan kejadian itu sambil menaruh kedua tangan di kepalanya. Lalu dia terduduk di trotoar, menyesali kejadian itu.

Teman saya menyaksikan semua itu dan merasa iba kepada si tukang balon malang. Mungkin balon-balon itu seluruh modal yang dia punya. Dan sekarang modal itu telah terbang.

Teman saya ingin sedikit menghibur si tukang balon dengan memberi sedikit uang, tetapi sama sekali tak ada uang di kantongnya. Saat itu bahkan dia sedang berjalan kaki ke rumah kawannya untuk menumpang makan siang. Teman saya menepuk kepalanya dengan sedih, menyesali dia tidak punya uang saat ingin membantu.

Banyak peristiwa di dunia terjadi dan kita tidak mengerti kenapa hal itu terjadi, kata teman saya. Cerita-cerita yang bikin hati jadi kosong, saking sedih tak terkatakan.

Seperti pertanyaan-pertanyaan saya tadi, jawabannya adalah misteri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun