Mohon tunggu...
Ita Siregar
Ita Siregar Mohon Tunggu... Administrasi - Pengarang. Pemetik cerita. Tinggal di Balige.

Merindu langit dan bumi yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Naftali [8]

7 Oktober 2022   10:47 Diperbarui: 7 Oktober 2022   11:29 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Kamar kecil di mana ya, Dik?" tanyaku. 

Refleks si gadis menengok ke belakang dan menunjuk ke satu arah. Aku berkata, tunggu ya. Aku berjalan menuju satu pintu berkaca buram yang di depannya bertuliskan toilet. Aku mendorong pintu. Bau urin yang menyengat menyergap hidungku. Aku mendadak mundur. Perutku langsung mual. Aku belum memutuskan masuk, mendorong pintu lebih lebar. Di dalamnya ada bak yang menyatu dengan dinding, air setengah bak, dan gayung berwarna hijau kusam terapung merana di sana. Kloset jongkok yang dari warnanya sudah jelas mengandung jutaan jenis kuman yang tujuh turunan beranak-pinak di sana. Selekasnya aku menutup pintu dan pergi dari sana. Aku tidak ingin pipis lagi.

Aku kembali. Si gadis masih belum berpindah posisi duduknya. 

"Barang bawaanmu itu taruh saja di kursi sebelahmu," usulku sambil tersenyum.

"Ah, nggak apa-apa, Kak. Begini saja. Rambut Kakak bagus. Diwarnai, ya, Kak? Berapa duit?"

Aku mengusap rambutku, enggan menyebut harga.

"Saya juga diwarnai. Sudah dua kali malah. Jelek. Mana mahal lagi. Tujuh puluh ribu. Kalau Kakak lebih mahal, ya. Seratus lima puluh ribu ada, Kak?" tanyanya antusias.

Aku diam. Bagaimana kalau kukatakan harganya sepuluh kali lipat dari harga yang dia sebut? 

"Pasti lebih seratus lima puluh ribu, ya? Kakak orang kaya, sih. Kakak kerja di mana?"     

Aku tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun