Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Bola

Stasiun Cibatu, Harta Terakhir Garut

24 Maret 2013   19:40 Diperbarui: 22 Januari 2016   08:53 3841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_251059" align="alignright" width="663" caption="halaman depan stasiun Cibatu (dok. Pribadi)"][/caption]

Tahun 1976 saya ikut KA ekonomi ke Jawa Tengah dari Stasiun Bandung (seluruh keberangkatan tahun itu dari Stasiun Besar Bandung, termasuk KA ekonomi, KA Jurusan mana dan nama KA ekonominya apa, saya lupa). Sampai di Stasiun Cibatu pukul tujuh sore, KA uap yang dijuluki si Gombar Jurusan Garut telah berangkat, terpaksa saya bermalam di stasiun, untuk menunggu subuh ketika si Gombar bersiap melakukan perjalanan ke Garut.

Suasana malam di stasiun Cibatu waktu itu sungguh hidup, bajigur hangat, bandrek panas & pedas, katimus, leupeut, dan tahu merupakan menu yang menemai mereka yang menunggu si Gombar menjelang subuh, saya yang ketika itu masih murid SLTA mencoba Bajigur, ketimus dan sebatang rokok Jarum 76. Sebuah pengalaman yang tak terlupakan.

Nasib berkata lain, saya ternyata termasuk “Baraya” dari keluarga Cibatu, untuk memperkokoh tali silaturahmi, akhir minggu ketiga maret 2013 saya kembali menyambangi Cibatu, tidak lupa dengan stasiun Cibatu.

Ternyata stasiun Cibatu yang terletak pada +612 dpl ini, telah banyak berubah.

Dipo lokomotif yang terletak tidak jauh dari stasiun tidak lagi beroperasi, statusnya berubah menjadi sub Dipo, padahal ketika itu, disitulah tempat perbaikan dan pemeliharaan lokomotif uap si Gombar, juga sebagai tempat parkir lokomotif uap cadangan, jika saja ada penggantian lokomotif yang rusak atau perlu perbaikan.

 

[caption id="attachment_251060" align="alignleft" width="332" caption="tak seindah perjalanan sejarahnya (dok.Pribadi)"]

1364128604248218408
1364128604248218408
[/caption] Ruang tunggu dan emplasment Stasiun Cibatu, sungguh bersih dan teratur, keakraban penjaja kuliner malam dan calon penumpang sudah hilang terkikis tak berkesan sama sekali, hal ini, juga disebabkan ditutupnya Cibatu-Garut-Cikajang pada tahun 1983. Bagi saya pencari nilai nostalgia tempo dulu, hal ini merupakan sebuah kehilangan besar. Kereta Ekonomi dan Bisnis sudah tidak berhenti lagi di stasiun Cibatu, membuat stasiun terbesar di kabupaten Garut ini, kehilangan ruhnya, padahal pada era kolonial Belanda, Stasiun Cibatu merupakan stasiun primadona karena menjadi tempat pemberhentian wisatawan Eropa yang ingin berlibur ke daerah Garut. Dalam buku Seabad Grand Hotel Preanger 1897-1997 yang ditulis oleh Haryoto Kunto, antara tahun 1935-1940 setiap hari di stasiun Cibatu diparkir selusin taksi dan limousine milik hotel-hotel di Garut, di antaranya Hotel Papandayan, Villa Dolce, Hotel Belvedere, Hotel Van Hengel, Hotel Bagendit, Villa Pautine, dan Hotel Grand Ngamplang. Saat itu daerah Garut dengan kondisi alamnya yang indah memang merupakan daerah favorit wisatawan yang berasal dari Eropa. [caption id="attachment_251061" align="alignright" width="332" caption="Dipo itu kini sudah menjadi sub Dipo (dok.Pribadi)"]
1364128700916447933
1364128700916447933
[/caption] Komedian legendaris Charlie Chaplin pada tahun 1927 pernah menjejakkan kakinya di stasiun ini. Saat itu Charlie Chaplin bersama aktris Mary Pickford sedang dalam perjalanan liburan ke Garut. (sumber: blog focus Jabar) Halaman Parkir Stasiun Cibatu masih luas dan asri, tetapi sudah lengang, aktivitas nyaris tak ada lagi, pada di halaman ini, pernah menjadi saksi bisu berbagai selebritis dunia dan politikus dunia pernah singgah dan menjejakkan kakinya di halaman stasiun ini. Setelah puas bernostalgia, sore hari saya pulang, banyak kenangan yang terjadi di stasiun ini, jejaknya ada yang masih terlihat, ada juga yang sirna sama sekali, ada baiknya, pihak stasiun menerbitkan buku saku untuk pedoman bagi wisatawan ketika mengunjungi stasiun cibatu, sehingga stasiun kecil yang penuh sejarah ini, bukan hanya dilihat dari kecil fisik dan aktifitas kekinian saja, tetapi juga dengan sejarah panjangnya. [caption id="attachment_251062" align="alignright" width="663" caption="stasiun Cibatu (dok.Pribadi)"]
13641287621429956341
13641287621429956341
[/caption] [caption id="attachment_251432" align="alignnone" width="500" caption="stasiun Cibatu (sumber; Google)"]
1364344287234006161
1364344287234006161
[/caption]

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun