Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Iedul Fitri Kemungkinan Dirayakan Serentak

3 Agustus 2013   23:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:39 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagaimana biasa, Muhammadiyah jauh-jauh hari sudah mengumumkan bahwa hari raya idul fitri akan jatuh pada hari kamis tanggal 8 Agustus 2013. Sementara NU belum menentukan sikap. Ketua Umum PBNU Said Aqil Sirdaj, mengatakan, pihaknya baru bisa menentukan kapan kepastian 1 Syawal baru pada tanggal 7 Agustus nanti. Bagi PBNU, 1 Sywal akan ditentukan usai melihat bulan dengan mata langsung

Di Lain pihak, Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan ada indikasi serentaknya Hari Raya. Menurut dia, berdasarkan ijtimak awal bulan Syawal, menurut perhitungan hisab jatuh pada Rabu (7/8) pagi atau siang.
“Ini artinya pada saat sore hari saat dilaksanakannya rukyat dan sidang itsbat, tinggi hilal sudah lebih 2,3 derajat dan sudah bisa dilihat,” ujar Nasarudin saat acara buka puasa bersama di kediamannya, Selasa (30/7).
Dengan potensi hilal bisa dilihat pada Rabu sore, kemungkinan Idul Fitri jatuh pada Kamis (8/8). Penentuan Idul Fitri ini sesuai dengan yang telah ditetapkan Muhammadiyah. Demikian seperti yang dikutip dari Republika.

Jika demikian adanya, sesuai dengan apa yang diutarakan Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar, maka kemungkinan besar, idul Fitri tahun ini, akan dilakukan Serentak, tidak ada perbedaan hari dalam penentuan 1 syawal, seperti yang terjadi pada tahun sebelumnya. Penentuan hari besar Islam, apakah itu 1 Ramadhan ataupun 1 Syawal memang idealnya dilakukan jauh-jauh hari sebelum hari H tiba, sehingga kita dapat melakukan rencana yang terencana dan pasti.

Mengapa sebaiknya dirayakan Serentak? Demikian sering timbul pertanyaan, seputar satu Ramadhan dan satu syawal, tidak lain agar kita dapat;

·Menjadikan hari raya idul Fitri lebih semarak dan kompak, artinya, pada hari itu semua elemen umat akan melaksanakan hari yang fitri itu dengan suasana yang lebih kompak, ada kesatuan rasa diantara seluruh elemen umat.

·Tokh sumber perhitungan itu sama, jika comet Haley yang datang setiap 63 tahun saja, bisa kita hitung, kapan datangnya, berapa jarak terdekatnya dari permukaan bumi. Mengapa pula, peristiwa yang datang setiap tahun kita tidak dapat hitung secara pasti, bukankah ayatnya jelas la samsi tajri limustakarilah yang artinya, bukankah Matahari itu beredar pada garis edarnya, tafsirannya, tidak ada perubahan yang tiba-tiba dalam peredaran itu, semuanya sudah mengikuti sunnatullah.

·Umumnya, perbedaan yang selalu dijadikan dalil adalah karena belum melihat hilal, hemat saya, melihat hilal adalah soal tekhnis saja, tekhnologi yang kita miliki sekarang, memang tidak mampu melihat hilal dibawah dua derajat, tetapi itu bukan berarti hilal belum muncul, atau perhitungan salah. Analognya, ketika ada pesawat lewat diatas rumah kita, kita tidak melihat pesawat yang lewat, karena pandangan kita terhalang langit-langit rumah, tetapi tidak melihat pesawat, tidak menjadikan alasan bahwa pesawat tidak lewat diatas rumah kita. Jika saja suatu waktu kelak, tekhnologi semakin maju, sehingga mampu melihat hilal dibawah dua derajat, lalu apakah yang akan kita argumentasikan dengan apa yang telah kita lakukan sekarang?

·Dengan kepastian satu syawal dan satu satu Ramadhan jauh-jauh hari sebelum hari H, maka kita memiliki kepastian dalam merencanakan agenda yang akan kita lakukan. Kepastian itu akan membawa ketenangan bathin, dan itulah sebenarnya hakekat hukum sunatullah, membawa ketenangan bagi umat manusia, analoginya, ketika kita menjatuhkan batu, ada kepastian bahwa batu yang kita jatuhkan itu akan jatuh ke tanah, sehingga kita tenang, tetapi jika tidak ada kepastian, batu itu akan melesat ke kepala kita misalnya, maka itu bukan sunatullah.

·Pertanyaan berikutnya, jika kita tidak dapat menentukan satu Ramadhan dan satu syawal dengan hisab, lalu mengapa kita tidak menggugat almanak hijriah untuk bulan-bulan lain, selain Ramadhan dan syawal, inikan ada sesuatu yang aneh dan tidak matching disini.

Semoga saja, tahun ini, kita akan melaksanakan Idul Fitri secara Serentak dan demikian juga untuk tahun selanjutnya………Wallahu A’lam bish-shawab.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun