Masih tentang Menes, sebuah kecamatan yang berada pada Kabupaten Pandeglang Banten. Daerah yang dikenal sebagai kota pendidikan untuk daerah Banten, juga dikenal sebagai penghasil ulama-ulama kharismatik di daerah Banten, disamping sebagai daerah yang terkenal sebagai penghasil emping itu, juga menyimpan banyak peninggalan sejarah, hasil perjalanan saya kali ini, akan menceritakan tentang gedung sipir Belanda yang berada di Menes.
Gedung Sipir, atau tangsi Belanda tepatnya berada di alun-alun barat Menes, gedung ini sangat berbeda dengan bangunan disekitarnya, dari bentuk aristektur terkesan bergaya Eropah, dari papan nama yang tertera di depan gedung, bangunan sipir Belanda itu berdiri tahun 1848, dan merupakan salah satu bangunan cagar budaya yang terletak di Banten.
[caption id="attachment_279157" align="aligncenter" width="530" caption="Gedung Sipir Belanda Menes, tampak dari Depan (dok. Pribadi)"][/caption]
Untuk mencapai alun-alun Menes tempat gedung sipir Belanda itu berada, tidak sulit, jalan raya yang dilalui kondisinya cukup mulus, jika menggunakan kendaraan Sedan sekalipun tidak menjadi masalah, jarak dari Pandeglang hanya 28 km, sedangkan jika jarak darikota Serang 51 km.Jika perjalanan dilakukan dari Jakarta, maka setelah kita keluar pintu tol Serang Timur, kendaraan hendaknya diarahkan ke kota Pandeglang, jarak antara Serang Pandeglang sekitar 24 km, setelah itu, dari Pandeglang perjalanan diteruskan ke arah Labuhan, sebelum labuhan, kita sampai di Menes, jarak Menes Pandeglang 28 km.
[caption id="attachment_279158" align="aligncenter" width="530" caption="Papan Nama tentang gedung Sipir Belanda Menes. (dok. Pribadi)"]
Pada kedua sudut bangunan terdapat dua tiang yang diplester untuk memberi kesan bentuk benteng, demikian juga tiang pada pada pintu masuk utama, yang diplester untuk memberi kesan bentuk benteng. Sedangkan diatas pintu, terdapat atap yang berbentuk canopy. Pada bagian belakang gedung terdapat selesar dengan kolom dan penyangga berbentuk ukiran yang lazim kita temui pada stasiun-stasiun tua.
[caption id="attachment_279159" align="aligncenter" width="530" caption="Teras Belakang, sangat memprihatinkan (dok. Pribadi)"]
Pada sisi kanan bangunan terdapat bekas-bekas ruang tahanan yang, sedangkan pada sisi kiri terdapat gudang dan tempat buang air kecil dan air besar, sedangkan agak kebelakang lagi terdapat asrama-asrama.
[caption id="attachment_279160" align="aligncenter" width="530" caption="Ruang Tahanan, sudah tidak beratap dan tanpa daun pintu (dok. Pribadi)"]
Tapi, keseluruhan bangunan ini, kondisinya sudah sangat memprihatinkan, Bangunan utama sudah reot, sebagian sudah dimakan lumut, bangunan ruang tahanan sudah tidak ada atapnya, hanya dinding tanpa pintu dan penuh lumut, ruang gudang dan KM/WC kondisinya mirip dengan bangunan utama, sedangkan asrama disebelah belakang, dengan bentuk saling berhadapan, sudah lama kosong dan tinggal menunggu ambruk. Mengingat sejarah yang menyertai gedung sipir Belanda ini, serta fungsinya sebagai cagar budaya, maka sudah selayaknya pemerintah Banten untuk segera memugar, jika kita, maka saya khawatir dalam setahun dua tahun ke depan, gedung ini akan segera ambruk dan kita hanya bercerita pada anak cucu kita, bahwa disini, dulu pernah berdiri gedung sipir Belanda.
[caption id="attachment_279161" align="aligncenter" width="530" caption="Sisi kiri depan, Jendela sudah lumutan, Tiang utama sudah kropos dan memprihatinkan (dok. Pribadi)"]