Bentuk terima kasih sang teman, tidak perlu mendatangi mantan sang guru, lalu mengucapkan terima kasih. Namun, dengan memperbaiki metode transfer ilmu yang dia katakan gagal dilakukan sang guru. Maka, tanggung jawab memperbaiki metode yang salah itu, menjadi bentuk terim kasih sang teman pada sang mantan guru yang dia protes.
Hampir semua keterpurukan bangsa ini, akar masalahnya, karena bangsa ini, adalah bangsa yang tidak pandai berterima kasih.
Mau contoh lain ? ketika Pilkada usai dilakukan. Maka, bentuk terima kasih pimpinan daerah hasil pilkada tersebut adalah bekerja keras, untuk sebisa mungkin mensejahterakan masyarakat yang dipimpinnya. Bukankah Gubernur atau Bupati yang terpilih itu, yang memilih masyarakat (rakyat)?
Maka, pada rakyat lah seyogyanya hasil kerja kerasnya dia tujukan. Bukan pada partai pengusungnya.
Hal yang sama berlaku pada Presiden. Kesejahteraan seluruh rakyat, menjadi prioritas kerja sang RI.1. dalam semua kebijakan yang dibuatnya. Menafikan tujuan utama ini, sama dengan mengkhianati amanah yang diembannya.
Memperlihatkan secara terang benderang, bahwa sang RI.1. adalah sosok yang tidak pandai berterima kasih.
Demikian juga berlaku pada para oposan. Hanya menshare berita-berita yang menjadi judul utama berita dari berita online. Bukannya hanya memperlihatkan kebodohan sang oposan (kritikus). Juga, secara tidak sadar memperlihatkan bentuk tidak pandai berterim kasih pada almamater yang telah berjasa menjadikannya seorang ilmuan.
Silahkan buat koreksi pada sang penguasa, sertakan data yang valid, analisa yang cerdas dan memenuhi standard akal sehat.
Dengan demikian, bukankah hanya anda telah cerdas dan ikut mencerdaskan para pembaca. Namun, yang lebih penting lagi, anda secara tidak langsung telah berterim kasih pada almater yang telah berkontribusi membuat anda cerdas.
.
Wallahu A'laam.