Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kau yang Membunuh Dirimu Sendiri

30 Mei 2020   13:00 Diperbarui: 30 Mei 2020   21:09 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Jam baru pukul 23 lewat lima menit, ketika masuk telpon di gadget saya. Saya yang tahu, siapa yang menelpon, segera mengangkat. Segeralah, suara di seberang sana mulai cerita tentang derita yang dialaminya.

Abang bayangkan, dia kasar, dia suka berbohong, dia tukang selingkuh, dia tak suka mendengarkan keluhanku, dia jarang sekali menelpon, kalaupun menelpon hanya sebentar. Medsosnya selalu on, ngapain aja dia berlama-lama on, pasti dia chatting dengan orang lain. Saya tidak dia sapa, begitu lama saya menunggunya, tapi dia acuh saja, pasti dia sedang asyik dengan teman selingkuhnya. Saya sudah tidak jadi prioritas dia lagi bang, sikapnya sudah jauh berubah, kemana larinya semua cinta yang katanya dulu hanya untuk saya?

Saya, hanya mendengarkan semua keluhan di seberang sana. Tak berkomentar sepatah katapun. Yang saya dengar hanya keluhan, sumpah serapah, dan rasa menghiba-kan diri sendiri.

Tak ada satupun nilai positif yang ada, terhadap lelaki yang dikeluhkan oleh suara di seberang sana.
Kenapa abang diam saja. Kasi komentar dong, berikan saya solusi dari masalah saya yang sungguh berat ini. Saya sudah hampi bunuh diri bang. Saya dendam, saya dendam, DENDAM, sama lelaki itu. Begitu, suara di seberang sana, semakin keras, minta saya bicara.

Inilah, yang saya katakan pada suara di seberang sana.

Memang, sebaiknya kau bunuh diri saja. Karena kau adalah wanita malang, sungguh malang dan sangat malang...MALANG. Jadi, untuk apa kau bertahan hidup? Namun, sebelum kau bunuh diri, ada baiknya, kau dengarkan dulu suara abang ini, hingga selesai.

Sesungguhnya, siapapun dia. Dia adalah manusia. Manusia, tidak ada yang sempurna. Apakah sempurna baiknya, atau sempurna jeleknya. Manusia, ada diantara kedua kondisi itu. Jadi, dia tentu, memiliki "sesuatu" yang baik. Jika tidak, mana mungkin, kau akan jatuh cinta pada nya.

Kini, saatnya. Kau hanya focus, pada hal-hal baik yang ada padanya.

Abg mendengar, seluruh keluhanmu, hanya berisi tentang hal-hal yang jelek tentang dia. Abang tak percaya itu, pasti ada hal yang baik yang dia miliki. Sekali lagi, mulai saat ini, kau hanya focus pada hal-hal baik, yang dia miliki.

Jangan kau bunuh dirimu dengan menyimpan dendam. Karena, dendam hanya akan melahirkan hal-hal yang sangat merugikanmu.

Kau akan stress, stress akan membuat pola hidupmu tidak sehat. Kau tidak dapat konsentrasi dengan pekerjaanmu, kau akan menghabiskan seluruh energy yang kau miliki untuk membalaskan dendam. Kondisi yang sungguh berat, dek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun