Gema menghasilkan suara,  sama persis dengan suara asalnya. Ketika kita mengeluarkan suara "saya". Maka, gema akan bersuara saya. Suara asal mengatakan  "indah".  Maka, gema akan  bersuara indah.  "saya sukses" gema akan menghasilkan suara saya sukses.
Pada point inilah, gema mulai memasuki filosofi kehidupan. Â Bahwa, sesungguhnya, apa yang terjadi pada kita, apa yang kita alami saat ini. Sesungguhnya adalah pantulan dari apa yang kita katakan. Apakah itu dikatakan secara verbal dengan suara, atau dalam hati atau juga dengan pikiran.
Suara dengan mulut, suara hati dan suara  pikiran, prinsipnya sama. Hanya berbeda dalam kekuatan daya pantul saja. Â
Kemampuan dengar manusia hanya sampai 90 dB. Namun, pada kondisi demikian, manusia sudah tersiksa. Kondisi nyaman yang dianjurkan 55 Â dB.
Namun, suara pikiran. Memiliki kekuatan yang tak terhingga. Â Apa yang kita pikirkan dan yakini. Itulah yang akan terjadi pada kita. Â Itu sebabnya, orang yang berpikir tentang hal-hal besar akan memperoleh sesuatu yang besar pula.
Untuk memperoleh gema dari pikiran besar itu, sesuai ilmu fisika. Dibutuhkan jarak  yang cukup besar (pada suara 16,2 m).  Jika tidak, maka output yang diperoleh bukan gema. Melainkan gaung.  (dalam ilmu fisika, gaung berarti suara yang tidak jelas)
Itu artinya, diperlukan  perpindahan, dari ruang sempit ke ruang yang lebih luas. Hijrah dari kebodohan ke "pintar".  Hijrah dari "tidak mungkin"  menjadi  "mungkin".
Hentikan semua pikiran negative, karena sesungguhnya hal negative yang dipirkan itu, akan berbalik pada diri sendiri. Â Hentikan berpikir tentang jeleknya orang, karena sesaat setelah pikiran itu. Maka, kau dapati, Â dirimu sendiri yang jelek. Hentikan berpikir kecil. Karena, sesaat setelah itu, kau akan tetap akan kecil selamanya.
Gema kan hal yang besar. Karena, setelah itu, kau akan dapati, diri mu tanpa kau sadari menjadi besar sendiri.
Gema kan kau akan sukses puasa. Bukan hanya hingga ketika adzan Maghrib berkumandang.  Melainkan, suksesmu akan terbebas dari api Neraka dan memperoleh syurga Nya Allah. Maka, pada jeda selanjutnya, kau akan menjalankan taraweh dengan khusuk, menghabiskan malam dengan tadarus Qur'an serta mengerjakan  ibadah-ibadah sunah lainnya. Â