Penyanyi Padang Terkenal di Negeri Jiran, tetapi di Indonesia Nyaris Tak Terdengar

dokpri

Ternyata ada penyanyi dari Padang, yang lagu-lagunya dikenal dan cukup dikenal di negeri Malaysia, tetapi di Indonesia sendiri kurang dikenal dan hampir tidak terdengar namanya. Siapa itu ya..? Dia adalah Zam Parlaw (48 Tahun), Ketemu, ketika saya bersama Tim pada tgl 17 Desember 2019 yang lalu, ditugaskan Kantor untuk sosialisasi UU No. 13 tahun 2018 tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam (UU Deposit).

Saya bersama Tim sekitar 3 hari mengadakan sosialisasi di Padang Sumatra Barat. Sengaja kami memilih tempat dialog (FGD) di sebuah rumah makan di Padang, agar suasana nyantai dan supaya tak terkesan formal, yang diikuti sekitar 35 orang peserta dari unsur produser rekaman, Musisi, Penyanyi, termasuk para pencipta lagu daerah yang ada di daerah Padang Sumatra Barat, karena menurut pantauan sebelumnya sudah diprediksi di Sumatra Barat banyak sekali prodak lagu daerah. Supaya mereka lebih memahami kewajibannya, sesuai dengan ketentuan UU No. 13 Tahun 2018 yang diwajibkan menyerah simpankan setiap karya rekaman musiknya kepada Perpustakaan Nasional RI di Jakarta, termasuk ke Perpustakaan Daerah Prov. Sumatra Barat, karena semua karya rekam ini merupakan hasil karya budaya anak bangsa yang perlu dijaga kelestariannya. 

Sesuai UU Deposit pasal 5 dijelaskan : setiap produsen karya rekam yang mempublikasikan karya rekam wajib menyerahkan 1 (satu) salinan rekaman dari setiap judul karya rekam kepada Perpustakaan Nasional dan 1 (satu) Salinan kepada Perpustakaan Provinsi tempat domisili produsen rekaman. Selain itu kami juga menjelaskan pada mereka para pencipta lagu, supaya mendaftarkan setiap lagu ciptaannya yg ada not baloknya (partiture) supaya mendapat nomor ISMN (international standard music number) yang didaftarkan di Perpustakaan Nasional RI, International standard music number (ISMN) adalah system internasional untuk membedakan ciptaan music dan penciptanya. 

ISMN dirancang untuk pemrosesan dan penanganan lembaran music tercetak dan mewakili data bibliografis.  Lembaga pemerintah di Indonesia, yang diberi kewenangan diberi penunjukan dari Badan internasional ISMN yang berpusat di Berlin, Jeraman sejak tahun 2002 yaitu Perpustakaan Nasional RI.

ISMN sangat berguna sebagai pengarsipan/pendokumentasian. Seorang pencipta lagu punya batasan umur, sementara bila sebuah karya lagu terdaftar dan didokumentasikan oleh perpustakaan, akan terus dapat dilihat dan dipelajari oleh generasi mendatang. Selain itu nomor ISMN juga sebagai bukti bahwa karya tersebut milik pencipta dan tidak akan gampang diklaim orang lain (harnas.co). Seperti halnya sebuah buku tercetak maupun digital saja yang perlu punya no ISBN.  Ketika ditengah-tengah acara sosialisasi itulah, saya ketemu dengan seorang pencipta sekaligus penyanyi, yaitu Zam Parlow. Dari perbincangan itulah dia menyebutkan banyak sekaliciptaan lagunya dan ada beberapa lagu yang terkenal di Malaysia, dan tentunya nama dia lebih dikenal dinegeri seberang sana dari pada dinegeri sendiri. Sangat disayangkan lagu ciptaannya belum didaftarkan dan belum mendapat ISMN, dan ada yang belum diserahkan ke Perpustakaan Nasional, untuk itulah ke depan Para produser rekaman yang ada di daerah wajib menyerahsimpankan karyanya ke Perpustakaan Nasional. Tetapi lagi -lagi keluhan penyanyi dan pengusaha rekaman itu masalah pembajakan, yang sangat merugikan mereka. Padahal karya cipta buku termasuk karya lagu yang rekam diproduksi (karya karya rekam) sangat perlu dilindungi hak cipta sesuai UU Hak cipta. Sementara UU Deposit hanya mewajibkan para produser rekaman untuk menyerah simpankan  untuk dilestariakan di Perpustakaan Nasional.

Berikut salah satu album lagu dari Zam Parlow yang berjudul : Janji cinto

youtube.com