Mohon tunggu...
Iswanto Junior
Iswanto Junior Mohon Tunggu... profesional -

penikmat kuliner, politik, budaya & misi kemanusiaan @iswanto_1980

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prediksi Jelang Debat Capres Jilid III

20 Juni 2014   09:21 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:01 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Piala dunia Brazil masih memasuki babak penyisihan, berbagai kejutan terjadi dipertandingan kedua dengan pulangnya juara dunia 2010, Spanyol kenegaranya sebagai tim kedua yang harus 'angkat kopor' setelah sebelumnya wakil Asia, Australia yang tersingkir oleh tim Belanda. Prediksi prediksi setiap pertandingan selalu ditunggu oleh para penggila bola di Indonesia, begitu pula dengan hasil yang terjadi diakhir pertandingan selalu menjadi obrolan dan diskusi penggemar sepakbola tanah air

Berbarengan dengan piala dunia, tak terasa pemilihan presiden (pilpres) pun sudah memasuki babak debat capres jilid ke III, euforianya pun tak kalah dengan piala dunia. Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali akan menyelenggarakan debat capres jilid III, pada hari minggu (22/06/2014), yang mengambil tema Politik Internasional dan Ketahanan Nasional dengan moderator debat, Guru Besar Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana.

Dua pasangan kandidat capres akan kembali mempertontonkan retorika politiknya untuk menuai simpati pemilih. Dari dua kali debat yang sudah dilalui, secara overall, karakter keduanya tak mengalami perubahan. Prabowo masih setia mengusung pandangan pandangan nasionalistiknya dengan konsep yang lebih luas. Sedangkan Jokowi terus memaparkan visi misi yang sudah aplikatif dan kadang mengulang apa yang sudah dilakukan oleh pemerintahan SBY, sepertinya timses Jokowi pandai menggunakan diksi yang indah untuk mempresentasikan bahwa apa yang diusung Jokowi adalah hal yang baru.

Tema yang diusung kali ini erat kaitannya dengan semangat nasionalisme. Dan jika berbicara tentang ketahanan nasional maka akan berbicara tentang industri persenjataan, alutista dan kesejahteraan prajurit. Tentu saja capres Prabowo sedikit diuntungkan dengan tema ini karena pernah aktif dan terlibat didinas kemiliteran dan tahu mengenai sistem pertahanan dan keamanan nasional. Namun bukan berarti capres Jokowi tidak menguasai bidang ini. Seperti diutarakan juru bicara Jokowi-JK, Poempida Hidayatulloh bahwa ketahanan nasional bukan hanya berbicara tetang militer, tetapi juga isu, nilai, dan kultur yang harus dijaga karena itu menjadi satu kesatuan yang utuh dalam ke-bhineka-an.

Kita berharap apa yang dipaparkan oleh kedua pasangan berkenaan dengan tema tersebut bisa disampaikan secara sederhana dan jelas. Keduanya wajib mengetahui dan mempresentasikan secara mendetail bagaiamana konsep politik internasional dan ketahanan nasional yang akan diusung jika salah satunya terpilih sebagai Presiden. Prabowo tentu akan diprediksi banyak menggunakan bahasa ilmiah populer berkenaan dengan ketahanan nasional dan Jokowi akan menggunakan bahasa pasaran yang beragam, mudah dimengerti.

Keduanya akan tampil all out dan sebisa mungkin profesional dalam menjawab. Jika kita ingin menganalisa keterampilan berbahasa keduanya, maka ada empat komponen yang dapat dijadikan variabel, yakni : keterampilan menyimak (listening skill), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan menulis (writing skill), dan keterampilan membaca (reading skill). Prabowo dan Jokowi, masing masing mempunyai keunggulan dan kelemahan. Secara speaking skill, Prabowo sedikit unggul dari Jokowi. Pembawaan yang tegas, intonasi suara dan gestur dimiliki oleh Prabowo. Sedangkan Jokowi punya kelebihan listening skill dan writing skill. Jokowi identik dengan blusukan, blusukan adalah suatu kegiatan untuk mendengarkan keluhan rakyat dan menyimaknya dan ini telah dilakukan Jokowi ketika menjabat Gubernur DKI Jakarta.

Dengan situasi yang seperti ini, maka diprediksi debat capres jilid III ini akan berlangsung ketat. Tentu kesalahan kesalahan kecil didebat sebelumnya bisa menjadi pelajaran bagi keduanya dan timsesnya. Karena tentu saja publik mengharapkan kualitas dan mutu debat. Terbatasnya space waktu yang dimiliki pada debat juga harus dipersiapkan sebaik baiknya. Maka timses harus lebih kreatif dan bijaksana menyusun formula dan hal hal apa saja yang perlu disampaikan oleh Prabowo dan Jokowi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun