Mohon tunggu...
Iswanto Junior
Iswanto Junior Mohon Tunggu... profesional -

penikmat kuliner, politik, budaya & misi kemanusiaan @iswanto_1980

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menunggu Efek Rhoma Vs Efek Slank

29 Mei 2014   09:24 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:00 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dukungan artis terhadap para kandidat capres  diprediksi akan dapat menaikkan jumlah suara dalam pemilihan presiden mendatang. Beberapa musisi mulai menunjukkan dukungan mereka secara terbuka, seperti musisi dan mantan pentolan dewa Ahmad Dhani, begitu pula dengan mantan suami Kris dayanti, Anang hermansyah yang juga sebagai kader PAN.

Masuknya Rhoma Irama ke dalam poros Prabowo - Hatta, tentu memberikan nilai plus buat pasangan ini. Efek Rhoma sudah terbukti efektif menjadi mesin pendulang suara Partai Kebangkitan Bangsa ketika pemilihan legislatif. Prabowo pun tak mau menyia nyiakan kesempatan ini, mengunjungi markas Rhoma merupakan bentuk apresiasi yang diberikan pada raja dangdut tersebut.

Jokowi pun tak mau ketinggalan, berbekal kedekatannya dengan para personel Slank. Jokowi menarik simpati Slank dengan mengunjungi markas Slank di gang Potlot Jakarta Selatan. Slank yang sudah lama mengagumi Jokowi pun tak melewatkan kunjungan Jokowi, mereka menyerahkan beberapa nama dan rekomendasi yang layak masuk kabinet pemerintahan Jokowi jika terpilih sebagai presiden.

Pengaruh musisi yang mempunyai penggemar dalam jumlah yang besar tak bisa dipungkiri dapat menjadi magnet penarik massa, semakin populer seorang musisi maka peluang mempengaruhi penggemarnya pun semakin besar karena musisi yang punya popularitas besar sudah punya etalase sendiri untuk mengumpulkan massa.

Pengemar Rhoma dan Slank jelas berbeda karena genre musik keduanya pun berbeda. Rhoma hadir jauh sebelum Slank membentuk grup musik di tahun 1983. Segmen pengemar Rhoma pun merata dari usia tua sampai muda, dan Rhoma merupakan salah satu legenda musik dangdut yang sampai hari ini eksis berkarya.

Bagaimana dengan Slank?  Slank yang mengusung musik Pop Rock merupakan salah stau band besar. Band yang sudah berumur 31 tahun ini punya basis pengemar yang dikenal dengan sebutan Slankers. Hampir diseluruh Indonesia, perwakilan Slankers pasti ada, namun dari segmen usia, lagu lagu Slank hanya digemari oleh anak anak muda usia muda. Mereka tidak hanya menggemari lagu lagu Slank tetapi juga mengidolakan para personelnya.

Secara segmentasi pasar, Slank bisa saja merebut simpati para pemilih pemula dan usia muda. Sikap Slank yang selama ini konsisten dalam berpolitik menjadi kiblat anak anak muda yang sedang mencari jati dirinya. Sedangkan Rhoma bisa merebut simpati suara dari usia dewasa dan tua.

Musikalitas Rhoma dan Slank tak bisa diragukan lagi, tinggal bagaimana mereka mengolah bentuk kampanye dan dukungan ke pasangan capres - cawapres menjadi kampanye yang positif mdan bermartabat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun