Mohon tunggu...
Iswadi Suhari
Iswadi Suhari Mohon Tunggu... Penulis - Passion catcher

Penulis opini, buku, dan novel "Cintaku Setengah Agama"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2017

16 April 2018   12:22 Diperbarui: 16 April 2018   12:26 1962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://catatanpras.blogspot.co.id

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2017

Pada tahun 2017, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia mencapai 70,81. Dalam kategori yang dibuat UNDP, IPM tersebut dikategorikan tinggi karena berkisar pada selang 70 hingga 79,99. Angka ini meningkat sebesar 0,63 poin atau tumbuh sebesar 0,90 persen dibandingkan capaian tahun 2016.

Laju pertumbuhan IPM memang tidak dapat digenjot dengan mudah karena melibatkan kondisi sosial masyarakat yang sangat struktural. Usaha dan program perbaikan kualitas manusia yang dilakukan tidak serta merta dapat dirasakan secara kasat mata dalam jangka waktu kurang dari satu atau dua tahun. Sebagai gambaran, selama periode 2010 -- 2017, IPM Indonesia rata-rata tumbuh sebesar 0,89 persen.

IPM disusun dengan menggunakan tiga dimensi yaitu dimensi kesehatan yang diukur dengan indikator Umur Harapan Hidup, dimensi pengetahuan atau pendidikan yang diukur dengan Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah, serta dimensi hidup layak yang didekati dengan pengeluaran perkapita yang disesuaikan.

Dengan melihat Umur Harapan Hidup tahun 2017, dapat diperkirakan bayi yang lahir pada tahun 2017 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 71,06 tahun atau lebih lama 0,16 tahun jika dibandingkan dengan harapan hidup bayi yang lahir pada tahun sebelumnya. Peningkatan Umur Harapan Hidup menunjukan adanya perbaikan tingkat kesehatan masyarakat. Selama periode 2010 hingga 2017, Indonesia telah berhasil meningkatkan Umur Harapan Hidup saat lahir sebesar 1,25 tahun atau tumbuh sebesar 0,25 persen per tahun dari 69,81 tahun pada tahun 2010.

Demikian pula dengan Harapan Lama Sekolah, anak-anak yang pada tahun 2017 berusia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 12,85 tahun (Diploma I), lebih lama 0,13 tahun dibandingkan dengan anak yang berumur sama di tahun 2016. Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 8,10 tahun, lebih lama 0,15 tahun dibandingkan dengan rata-rata tahun sebelumnya.

Angka ini menunjukan bahwa pada tahun 2017 penduduk Indonesia secara rata-rata baru mencapai tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama kelas IX. Selama periode 2010 hingga 2017, Harapan Lama Sekolah di Indonesia telah meningkat sebesar 1,56 tahun atau tumbuh sebesar 1,87 persen per tahun. Sementara itu, Rata-rata Lama Sekolah meningkat 0,64 tahun atau tumbuh 1,18 persen per tahun.

Hal lain yang dapat disimpulkan dari komponen IPM adalah tingkat pemenuhan kebutuhan hidup. Pada tahun 2017, masyarakat Indonesia memenuhi kebutuhan hidup dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebesar 10,66 juta rupiah per tahun, meningkat 244 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam hal ini, peningkatan pengeluaran dapat dipandang sebagai indikasi adanya peningkatan pendapatan masyarakat. Selama tujuh tahun terakhir, pengeluaran per kapita masyarakat Indonesia meningkat sebesar 1,76 persen per tahun.

Pada level provinsi, IPM tahun 2017 berkisar antara 59,09 (Papua) hingga 80,06 (DKI Jakarta). Umur Harapan Hidup saat lahir terendah sebesar 64,34 tahun (Sulawesi Barat) dan tertinggi sebesar 74,74 tahun (DI Yogyakarta). Sementara itu, Papua memiliki Harapan Lama Sekolah terendah selama 10,54 tahun sedangkan DI Yogyakarta memiliki Harapan Lama Sekolah tertinggi selama 15,42 tahun. Rata-rata Lama Sekolah terendah selama 6,27 tahun di Papua sedangkan tertinggi 11,02 tahun di DKI Jakarta. Pengeluaran per kapita terendah sebesar 7,0 juta rupiah per tahun di Papua sedangkan tertinggi sebesar 17,7 juta rupiah per tahun di DKI Jakarta.

Pada tahun 2017, jumlah provinsi yang berstatus IPM "sedang" berkurang dari 21 provinsi pada tahun 2016 menjadi 18 provinsi. Selain itu, untuk kali pertama di Indonesia, terdapat satu provinsi yang berhasil mencacat pembangunan manusia "sangat tinggi" yaitu Provinsi DKI Jakarta. Sayangnya, masih terdapat satu provinsi dengan IPM "rendah", yaitu Provinsi Papua.

Seluruh provinsi mengalami peningkatan IPM jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2016. Provinsi Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi dengan kemajuan pembangunan manusia paling cepat dengan IPM masing-masing tumbuh sebesar 1,79 persen, 1,25 persen, 1,17 persen. Kemajuan pembangunan manusia di Provinsi Papua dan Papua Barat terutama didorong oleh dimensi standar hidup layak, sementara di Nusa Tenggara Barat lebih dikarenakan perbaikan dimensi pendidikan dan standar hidup layak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun