Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Strategi agar Kantin Kejujuran Berkembang dengan Baik dan Sukses

26 November 2022   21:55 Diperbarui: 8 Desember 2022   21:28 2198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kantin berkonsep kejujuran di SMAN 29 Jakarta (Sumber: Kompas.id)

Disebut gampang, ternyata tidak mudah ya, melatih peserta didik agar mau bersikap jujur dalam keseharian mereka. Bahkan, untuk sekedar pada masalah jajan saja. Ternyata, mereka belum berhasil. Hal itu dibuktikan dengan terus bertambahnya jumlah kantin kejujuran yang mengalami kerugian.

Meskipun, agak miris dan belum bisa dijadikan sebagai acuan. Namun, dari fakta tersebut, mau tidak mau kita harus mengatakan bahwa ternyata budaya korupsi itu sudah ada dari mulai seorang individu berusia dini. 

Berikut adalah beberapa cara mengembangkan kantin kejujuran agar berhasil. 

1. Tantang peserta didik dengan challenge 'Berani jajan di kantin kejujuran setiap hari dengan jujur'

Saat peserta didik mulai melempem dan enggan untuk berbelanja di kantin kejujuran. Karena, mereka merasa takut dituduh mencuri, tidak nyaman dengan CCTV, dan kurang tertarik dengan stok barang yang dijual di kantin kejujuran. Maka, sebagai pengelola atau guru. 

Kita bisa mengadakan sebuah tantangan atau challenge. Kita beri judul tantangan itu dengan nama Berani Jajan dengan Jujur di Kantin Kejujuran. 

Tantangan tersebut bisa kita batasi waktunya, apakah 30 hari, satu semester atau dalam waktu satu tahun pelajaran.

Caranya bagaimana? mudah saja. Kita simpan buku tulis dan balpoint dimeja yang ada di  kantin kejujuran. Setiap kali berbelanja di kantin kejujuran, peserta didik harus menuliskan nama, kelas, nama barang yang dibeli, dan jumlah uang yang dibayarkan.

Setelah periode tantangan berakhir, pengelola kantin kejujuran harus mendata tulisan di buku tulis tersebut. Lalu, mengakumulasi jumlah belanja sesuai hari dari setiap nama peserta didik yang ada dalam catatan. Peserta didik yang menjadi pemenang adalah yang paling banyak jumlah hari alias konsisten untuk belanja di kantin kejujuran setiap hari, dan akumulasi tingkat kejujuran yang dibuktikan dengan jumlah uang yang ada di kotak masuk dan rekaman kamera CCTV.

2. Sebar angket untuk mengetahui bagaimana persepsi peserta didik tentang kantin kejujuran yang ideal menurut mereka

Agar kantin kejujuran diminati oleh peserta didik, sehingga animo mereka untuk belanja di sana meningkat. Maka, sebarlah angket yang berisi pertanyaan bagaimana persepsi atau pendapat peserta didik tentang kriteria kantin kejujuran yang ideal menurut mereka. Olah data hasil penyebaran angket tersebut meliputi empat aspek. 

Pertama, bangunan atau kondisi fisik kantin kejujuran. Bagaimana konsep bangunan kantin kejujuran yang ideal menurut peserta didik. Umpama, cat dinding yang berwarna, desain kantin seperti coffee shop atau cafe, dan lain-lain. 

Kedua, aspek keamanan meliputi kamera CCTV yang refresentatif, daftar harga pada bungkus makanan yang dijual, dan disediakan buku serta balpoint untuk menuliskan nama, kelas, nama jajanan, dan jumlah uang yang dibayarkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun