Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memutuskan Child Free, Apa Saja Dampaknya?

18 September 2022   13:08 Diperbarui: 18 September 2022   13:15 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menikah tanpa anak |Tribunnews.com

Oxford Dictionary memberikan definisi kepada istilah tanpa anak atau childfree ini sebagai sebutan kepada seseorang yang memilih untuk tidak memiliki anak, didasarkan pada suatu alasan tertentu.

Dalam sejarahnya, istilah childfree dibuat berbahasa Inggris pada akhir abad ke-20. Seorang penganut kepercayaan Maniisme, yakni St. Augustine meyakini bahwa membuat anak merupakan suatu sikap yang tidak bermoral. Karena, hal tersebut, berdasarkan kepercayaan Maniisme, menjebak jiwa manusia dalam tubuh yang tidak kekal.

B. Childfree sebagai isu feminisme

Fenomena child free yang kini tumbuh subur, bagai jamur di musim hujan itu disinyalir merupakan sebuah isu feminisme. Prof. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A.,M.Phil., -- seorang ulama, akademisi, peneliti, dosen, dan Cendekiawan Muslim Indonesia menegaskan, bahwa :

Gagasan child free adalah hasil dari gerakan feminisme yang mendeklarasikan menikah tidak perlu mempunyai anak. Sebab, jika memiliki anak dianggap akan sangat menyusahkan kaum hawa.

Sejalan dengan hal tersebut, di dalam agama Islam, childfree merupakan sebuah keputusan yang dilarang untuk dilakukan. Ditinjau dari segi ilmu fiqih, bahwa penerapan childfree tidak didasarkan pada alasan yang jelas. Terkesan hanya menggunakan alasan perihal duniawi saja, seperti : karir, pekerjaan, dan ekonomi.

Di dalam Islam, tren Childfree ini bertentangan dengan alasan mengapa Allah Swt., memberikan anak yang banyak kepada manusia. Seperti dikatakan dalam hadits, 

Umar Bin Khatab berkata :"Perbanyaklah anak, karena kalian tidak tahu dari anak mana pintu rejeki akan terbuka lebar. 

Diyakini bahwa jumlah umat yang banyak merupakan karunia , sehingga kaum Nabi Syuaib  A.S. diperingati dengan karunia mereka, yaitu jumlah penduduk yang banyak. Padahal, dahulunya sedikit.

Ada beberapa alasan, mengapa gagasan childfree ini, begitu mudah masuk ke dalam pemikiran masayarakat, khususnya pasangan-pasangan muda dari kalangan generasi milenial dan gen z.

1.  Lebih fokus memberikan cinta, perhatian, dan kasih sayang kepada pasangannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun