Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu Paling Gerimis

9 September 2022   15:05 Diperbarui: 9 September 2022   15:22 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi hujan | Pexels.com/Andrey Grusnikhov

Gerimis ibarat sepotong rindu

Bila kau sedih ia menjadi hujan lebat

Tak ubahnya jendela dalam bilikmu

Bila kau marah ia akan patah


Di dalam suara hujan ada puisi

Saat kau tersenyum ia menjadi pelangi

Tak ubahnya air di bening matamu

Saat kau berdoa ia kan menyapa


Bukankah gerimis ibarat diksi 

Seperti sketsa tanpa cat dan kanvas

Kau luruh untuk bersimpuh

Dengan luka dan amukan badai


Dikatakan atau pun tidak

Gerimis adalah rindu

Dalam bait dan larik-larik

Seperti gelombang yang setia pada laut


Dalam hujan ada kertas

Ujung pena dan tanda baca

Dalam catatanku yang sunyi

Kau selipkan petir dan pengabaian


Inilah monumen rindu kita 

Bila kau sedih ia akan menjadi batu

Tak ubahnya seperti Simfoni dalam gitarmu

Bila kau marah ia pun pecah


Sumedang, 9 Desember 2022


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun