Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Inner Beauty Memancar dengan Memakai Kebaya

1 September 2022   15:10 Diperbarui: 3 September 2022   10:00 1973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekelompok pegiat kebaya, menggelar kampanye gerakan #SelasaBerkebaya di sekitaran Tugu Monas, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2019).| Dok Kompas.com/Garry Lotulung

Disebut Ibu Ageung, bukan karena badannya gemuk atau besar. Biasa saja, perawakan dengan berat badan sekitar 50-57 kilogram, lumayan ramping. Namun, penampilannya yang selalu berkebaya, rapi, dan elegan dengan suara yang lembut bernada berat itulah. Sehingga, kami anak-anak ingin memanggilnya seperti itu.

Di rumahnya yang besar, asri, dan berpekarangan luas. Seperti rumah-rumah Belanda yang saya lihat di film, tumbuh bunga Ros dengan beraneka macam warna, bunga angkrek, lili, dan lain-lain.

Di teras rumah, ada dua pasang kursi dan satu meja berwarna putih dengan taplak meja berenda dengan warna yang sama.

Ibu Ageung dengan elegan duduk di kursi itu, memakai kebaya warna tosca, dengan sinjang motif Sidomukti dilamban rapi. Kakinya yang jenjang selalu memakai selop, rambutnya disanggul cantik, kerabu di telinganya tampak berkilat terkena sinar matahari.

Meskipun, wajahnya tidak terlalu cantik, malah gigi Bu Ageung juga tampak gingsul ke depan. Tapi, entah mengapa bagi saya beliau adalah sosok perempuan yang cantik, terhormat, dan elegan. Sambil mengobrol, dia selalu tersenyum keibuan, lalu meminta saya membacakan koran untuknya.

"Si Geulis tos tiasa maca teu Acan, cobi Ibu Ageung pangmaoskeun koran nya, kin dipasihan acis." Ucapnya dalam bahasa Sunda, saat dia tersenyum, saya melihat gigi emas berkilauan di mulutnya.

Dalam hati saya berkata, "Kalau sudah dewasa nanti, ingin menjadi perempuan seperti Bu Ageung, elegan, kaya raya, cerdas, suka membaca koran, baik, dan selalu memakai kebaya setiap hari."

Belum pernah saya melihat Bu Ageung tampil dengan pakaian kasual. Mungkin hanya di saat tidur, entahlah. Namun yang pasti, dalam setiap kegiatan di luar rumah, meskipun di teras atau halamannya, Bu Ageung selalu memakai kebaya lengkap dengan aksesorisnya.

Kebaya Nenek

Nenek saya juga selalu memakai kebaya setiap hari. Karena, pada saat itu orang yang sudah dewasa pakaiannya hanya memiliki model seperti itu. Hanya bedanya, nenek memakai kebaya untuk rakyat biasa, dijahit dari kain biasa, hanya modelnya saja menyerupai kebaya. 

Ilustrasi kebaya nenek jadul/ znfashion2 di Shopee.co.id
Ilustrasi kebaya nenek jadul/ znfashion2 di Shopee.co.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun