Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Istimewanya Mi Instan Zaman Dulu, Satu Bungkus Disantap Sekeluarga

11 Agustus 2022   10:31 Diperbarui: 12 Agustus 2022   21:20 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi memasak mie |Dream.co.id

Tidak dapat disangkal dan dipungkiri, jika saat ini kita sedang berada dalam ambang krisis pangan. Setelah beberapa kabar tentang kenaikan produk makanan, seperti : minyak goreng, tempe, cabai, dan lain-lain. Hari ini kita dikejutkan dengan naiknya harga makanan sejuta umat, yakni mi instan. 

Seperti yang diberitakan dalam Kompas.com, bahwa Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengabarkan, harga mi instan akan naik. Tidak main-main hingga tiga kali lipat. Hal ini, sebagai dampak dari berlanjutnya konflik perang antara Rusia-Ukraina.

Sebagaimana kita ketahui, gandum sebagai bahan utama pembuatan mi diimpor dari Ukraina. Saat ini, sekitar 180 juta ton gandum dari Ukraina tidak dapat disalurkan. Karena, kondisi kegentingan konflik yang semakin memanas. Negara kita sebagai salahsatu yang bergantung pada impor gandum tersebut.

Di Indonesia, kita mengenal Indofood Sukses Makmur Tbk sebagai produsen mi instan yang menguasai pasar konsumen Indonesia. Secara global, perusahaan ini juga berada pada urutan ke-7 sebagai produsen mi instan terbesar di dunia. Hal ini dapat kita ketahui dari data penjualan yang dirilis oleh Globalnesmire.

Selain itu Indonesia juga merupakan konsumen terbanyak pangsa pasar makanan instan ini. Merujuk pada data dari World Instant Noodles Association (WINA), yang diluncurkan pada tahun 2020 silam. Indonesia menempati posisi kedua, sebagai negara dengan konsumsi mi instan terbanyak di dunia. Wow, luar biasa, ya.

Dampak positif

Menurut saya, ada dampak positif yang harus kita syukuri dari kabar naiknya harga mi instan ini. Pertama, kita sebagai konsumen dapat mengurangi makan mi setiap hari. Karena, mi sekarang bukan lagi makanan berharga murah yang terjangkau kantong. Dengan begitu, kita dapat beralih ke makanan yang lebih murah dan sehat, umpama : memasak sendiri makanan, menanam sayuran, menerapkan food prefare, dan lain-lain. Sehingga, badan kita akan lebih sehat, produktif, dan uang pun tidak habis untuk membeli makanan yang notabene kurang sehat, ya bila dikonsumsi setiap hari.

Kedua, ini adalah momentum yang tepat bagi kita untuk melepaskan ketergantungan. Setidaknya, saat mau mengkonsumsi mi setiap hari, bahkan kadang sehari bisa dua atau tiga kali. Maka, kita akan berpikir panjang, "Wah harganya mahal nih, mending uangnya buat beli telur saja, makan sama telur pakai cabe dan kecap, kan enak ... sehat lagi." 

Ketiga, melatih kita untuk kreatif mencari bahan pangan lain yang bisa diproses menjadi mie yang sehat. Umpama : mie berbahan dasar sayuran. Sudah banyak kan tutorial di Youtube yang menjelaskan cara membuat mi instan sehat dari bayam, kangkung, dan lain-lain. Biasanya, sebuah masalah akan mendatangkan hikmah. Orang Indonesia, biasanya kreatif dan jeli menangkap peluang. Bisa saja, wacana naiknya harga mi instan ini, akan menciptakan pengusaha baru dalam bidang produksi mi. Tentu saja, mi yang lebih sehat, tidak mengandalkan pada bahan gandum, dan harganya bersahabat.

Dampak negatif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun