Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Stop Kenakalan Remaja Sekarang Juga!

16 Juli 2022   21:09 Diperbarui: 17 Juli 2022   15:42 3466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang anak harus menutup mukanya karena menjadi korban bully dari teman-temannya (Sumber: Thinkstock)

Gaya komunikasi agresif, pesan yang disampaikan tidak menghargai perasaan dan pendapat pribadi anak. Orang tua lebih banyak memaksa dan memaki anak baik fisik atau verbal. Dampaknya, anak akan menjadi pribadi yang tertutup, pendiam, dan cenderung melampiaskan emosinya kepada orang lain.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan oleh peserta didik agar mereka tidak melakukan tindakan yang mengarah pada kenakalan remaja.

Peserta didik dan orang tua secara bersama-sama membuat kesepakatan bersama, terkait penggunaan gadget. Berapa jam waktu untuk belajar, main game, dan beribadah. Kedua pihak harus taat, patuh, dan bertanggungjawab untuk melaksanakan kesepakatan tersebut.

Peserta didik di sekolah diarahkan untuk melakukan pembiasaan-pembiasaan yang positif berupa sholat dhuha bersama, membaca Al-Qur'an, membaca, mengikuti ekskul dan menggunakan waktu untuk kegiatan yang bermanfaat.

Batasi diri untuk bergaul, apalagi dengan lawan jenis. Agar tidak tenggelam dalam pergaulan bebas, narkoba, merokok, dan anak punk. Meskipun dalam berteman, kita harus berteman dengan siapa saja. Tapi, untuk lebih menyelamatkan diri sendiri, sekolah, keluarga, dan negara. Maka, peserta didik harus memilah dan memilih teman yang akan membawa kepada kebaikan atau tidak.

Lebih banyak menghabiskan waktu libur bersama keluarga, jalin komunikasi asertif bersama orang tua, artinya komunikasi yang dilakukan tegas, penuh rasa sopan santun, dan saling menghargai. Dengan begitu, maka akan memperbaiki kegagalan komunikasi yang selama ini dialami.

Tumbuhkan semangat berkompetisi, ikutlah berbagai perlombaan, dan kegiatan-kegiatan yang positif. 

Seperti kata pepatah, "Luangkanlah waktumu 15 menit saja dalam sehari, untuk mempelajari hobi yang kamu sukai. Lakukanlah secara konsisten setiap hari. Maka, dalam waktu lima tahun, kamu akan menjadi ahli dalam bidang itu.

Semangat, anak-anakku...peserta didik kelas VII Spensa sakola jawara sang juara. Kalian adalah generasi muda harapan bangsa. Di pundak kalianlah kami amanahkan estafet kepemimpinan bangsa ini. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun