Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lomba Tangkap Lele, Masa Kecil yang Kembali

18 Agustus 2022   06:44 Diperbarui: 18 Agustus 2022   07:54 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keseruan lomba tangkap lele sambil main lumpur (dokumentasi mbah Kung) 

Bermain lumpur sawah, menangkap ikan, mandi di sungai, adalah kenangan masa kanak-kanak yang tak terulang. 

Lomba panjat pinang, eh bambu. Hehehe.. (Dokumentasi mbah Kung) 
Lomba panjat pinang, eh bambu. Hehehe.. (Dokumentasi mbah Kung) 

Di desa Gantrung ini, semua perlombaan diadakan di atas kolam buatan. Sehingga basah dan kotor menjadi biasa bagi semua peserta lomba. Yang penting semua gembira. 

Perlombaan panjat pinang di tengah kolam berlumpur (dokumentasi mbah kung) 
Perlombaan panjat pinang di tengah kolam berlumpur (dokumentasi mbah kung) 

Lomba panjat pinang yang dahulunya memakai batang pinang sungguhan yang diolesi olie, kini diganti dengan bambu. 

Lomba panjat pinang, di saat jaman kolonial, dianggap penghinaan bagi pribumi. Karena perilaku mereka saat berusaha mendapatkan hadiah dengan memanjat pinang tapi berkali-kali terperosot karena batang pinang nya licin itu, sangat menghibur para pejabat Belanda yang duduk-duduk santai sambil menonton. 

Itulah sebabnya lomba panjat pinang menjadi kontroversi. Tapi kini masyarakat semakin cerdas. Tidak sudi di dekte oleh pendapat negatif. Pendapat seperti itu cenderung diabaikan, sebab jaman sudah berubah. 

Kini panjat pinang justru menjadi simbol kemerdekaan. Karena peserta dan penonton sama-sama ikut gembira dan bemusyawarah menetapkan ketentuan lomba. 

Panitia, penonton dan peserta sama-sama menikmati lombanya. Tidak ada siapa yang berkuasa dan siapa yang terhina. 

Lomba tangkap lele rame-rame (dokumentasi mbah kung) 
Lomba tangkap lele rame-rame (dokumentasi mbah kung) 

Sedang lomba tangkap lele ini mendatangkan kegembiraan semua kalangan. Sejenak memerdekakan diri dari kerutinan dan pekerjaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun