Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gara-gara Telat Melahirkan, Suami Nyaris Dipecat

28 Juni 2022   17:28 Diperbarui: 28 Juni 2022   18:14 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saudara sudah berkali-kali mempermudah ijin, untuk itu kami akan mengambil tindakan tegas jika hal itu terulang! "

Surat peringatan itu ditujukan untuk suamiku. Kira-kira begitu, atau mungkin isinya lebih keras. 

Baca juga: Buku Agenda Bunda

Aku sudah agak lupa, soalnya kejadian itu terjadi saat aku hamil tua si sulung. Sekitar tahun 1998. Sudah hampir 25 tahun, tapi selalu membekas dalam ingatan. 

Saat hamil si sulung, aku memang mengalami kondisi yang cukup berat. Ngidam yang cukup mengkhawatirkan. Muntah beruntun dan hampir tidak pernah berhenti, sedang saat itu aku nyambi menyelesaikan skripsi. 

Saat kehamilan berumur 8 bulan baru kondisi agak membaik. Dukungan dan kehadiran suami tentu saja sangat penting di saat seperti itu. 

Apalagi kami cuma berdua di rumah kontrakan. Saat-saat kehamilan yang berat, untungnya bisa kami lewati dengan aman. 

Menjelang kelahiran, kami memutuskan untuk pulang dan bersalin di Purworejo saja, di sana banyak saudara dan dukungan keluarga. 

(Dokpri) 
(Dokpri) 

Tapi ternyata, si sulung masih betah di dalam perut. Saat perkiraan lahir, dia belum bersedia menengok dunia. Sehingga suami yang khawatir, ingin mengajukan ijin di sebuah SMA swasta yang menjadi sekolah ke-2 selain tempat mengajar di sekolah negeri. 

Tapi justru peringatan keras yang datang. 

Membuat suamiku shock, apalagi saya.

Akhirnya suami kembali ke Madiun, dan tetap mengajar seperti biasa. Baru jumat malam kembali ke Purworejo. 

(Dokpri) 
(Dokpri) 

Alhamdulillah, meski bandel dan malas cepat-cepat lahir, ternyata si sulung mencari momen yang pas, minta ditunggui ayahnya. 

Pada hari minggu si sulung melihat dunia Pertama kalinya. Saat hari libur, dan ayahnya juga libur. 

Teringat pengalaman itu, ketika membaca adanya cuti untuk suami yang istrinya melahirkan, saya sangat gembira. 

Meski tak yakin, RUU akan sukses menjadi UU, saya ikut mendukung RUU nya. 

(Dokpri) 
(Dokpri) 

Secara psikologis, kehadiran suami atau ayah bagi bayi, merupakan dukungan yang berharga. 

(Dokpri) 
(Dokpri) 

Memberi ketentraman dan kenyamanan, di samping kedekatan saat Anak-anak tumbuh dan berkembang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun