Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kecewa dan Kemanusiaan Antara Bisnis dan Humanisme

13 Juni 2021   18:03 Diperbarui: 15 Juni 2021   05:16 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Botok tahu buatanku. Koleksi pribadi.

Sekitar jam 10.00 wib kami pulang dan berniat belanja. Sekitar jam 11.00 wib aku selesai belanja barang-barang yang kubutuhkan. Sambil menuju arah pulang,aku meminta suamiku mampir di grosir ayam. Asyik menikmati hari, sampai lupa kalau ada undangan pengajian jam 10.00 tadi. Membuat suamiku tak fokus dan malah memarkir mobilnya di depot prasmanan yang terlihat sepi, tak ada satupun pengunjung. 

Sejenak mataku menangkap tulisan rujak es krim dan bermacam es krim lainnya, aneka jenang dan aneka masakan. Aku mampir sebentar, ternyata penjualnya hanya sendiri, Kira-kira sebaya ibuku. Bahkan cara berjalannya, salah satu kakinya sedikit diseret mirip ibu. 

"Sebentar ya mbak, agak lama gak papa? Soalnya aku cuma sendiri".

" Iya, bu. Gak papa. Kalau begitu, sambil ibu menyiapkan pesanan saya, saya tinggal beli ayam di grosir sebelah ya, bu. 

"Ya, mbak".

Selesai beli ayam, pesananku ternyata belum siap. Aku agak heran sebenarnya, kenapa lama sekali, biasanya rujak es krim langganan ku, kalau melayani tinggal mewadahi rujak dan di scoop esnya. Tapi sang ibu sepertinya justru sedang repot menyerut es batu. Sambil menunggu pesanan mataku beredar melihat bermacam lauk yang ditutup kain atau tisue, ada juga nampan berisi tum-tum an daun pisang seperti botok, garang asem, pelas, dll. 

Botoknya mbak. Garam asem juga ada, beliau menawarkan. 

"Iya bu, " Aku mengambil 4 bungkus botok, lumayan murah untuk ukuran depot, meski biasanya di pasar aku bisa mendapatkan 6 bungkus untuk harga 5 rb. Sepertinya enak dan bungkusannya besar-besar. Kuambil itu saja, biasanya suamiku suka. Kalau garang asem, takutnya ayam potong, suamiku  tidak suka. Aku tadi belum sempat memasak untuk siang, meski di kulkas ada mangut patin dan tumis sawi telur puyuh. Tinggal manasin, tapi biasanya suamiku rewel kalau tidak ada masakan baru. 

Suamiku baru pulang shalat dhuhur dari masjid, untunglah aku sudah selesai manasin dan menatanya di meja. Benar saja suamiku mengernyit, sadar kalau menunya sama dengan tadi malam. 

"Nyobain botok di warung prasmanan tadi, kayanya enak", kataku sambil tersenyum manis. 

" Mau es krim rujak Mas? Ternyata di situ juga ada es krim rujak lho. Kayanya juga enak. Tidak perlu jauh-jauh kalau kepengin. Kuambil 2 bungkus es krim yang tadi kubeli. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun