Mohon tunggu...
Isti N. Saptiono
Isti N. Saptiono Mohon Tunggu... Konsultan - Pengajar dan penggiat pendidikan

Pengajar, pemerhati dan penggiat pendidikan, peduli tentang isyu pendidikan dan sosial

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembentukan Karakter Harus Dimulai dari Mana?

9 Maret 2020   14:03 Diperbarui: 10 Maret 2020   07:17 1169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/id/photos

"Man's character is his fate."

Demikian kata seorang filsuf Yunani, Heraclitus. Dengan kata lain, karakter seseorang akan mengantarnya pada nasibnya.

Nasib dapat diubah oleh manusia (walau tetap dengan ijin dari Yang Maha Kuasa), sedangkan takdir milik Tuhan semata. Dalam Al Qur'an pun disebutkan "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri," (QS. Ar-Ra'd:11).

Oleh karenanya, pembentukan karakater sejak dini itu sangat penting.

Penting bagi para orang tua dan pendidik untuk membentuk karakter anak-anaknya agar mereka mampu bertahan hidup, mengatasi permasalahan kehidupan, menggapai tujuan hidupnya, dan menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri serta lingkungannya.

Karakter itu apa?

Menurut F.W. Foerster (1869-1966), karakter adalah sesuatu yang dimiliki seseorang yang menjadi ciri dan sifat tetapnya, yang akan menjadi dasar dalam menghadapi situasi yang selalu berubah. Jadi, karakter adalah seperangkat nilai yang sudah menjadi kebiasaan hidup, sehingga menjadi sifat tetap dalam diri seseorang. Dengan karakter itulah kualitas hidup seseorang ditentukan... dan pada akhirnya akan mengantarnya pada nasib hidupnya.

Nilai itu apa?

Nilai adalah standar-standar perbuatan dan sikap. Standar atau pedoman berperilaku inilah yang menentukan siapa kita, bagaimana kita hidup, dan bagaimana kita memperlakukan orang lain. 

Nilai tidak selalu sama bagi semua orang, karena dalam sebuah masyarakat sering terdapat kelompok-kelompok yang berbeda secara sosio-ekonomis, politik, agama, etnis, maupun budaya, tergantung sejarah perkembangan kelompok tersebut.

Menutur Steeman (Eka Darmaputera, 1987:65), nilai adalah sesuatu yang memberi makna pada hidup, yang memberi acuan, titik tolak, dan tujuan hidup. Nilai lebih dari sekedar keyakinan. Nilai menyangkut pola pikir dan tindakan, sehingga ada hubungan erat antara nilai dan etika.

Etika itu apa?

Etika adalah pemikiran atau refleksi kritis dan sistematis mengenai moralitas. Moralitas adalah perilaku manusia yang didasari oleh norma-norma yang dipegang masyarakat setempat, yang diyakini sebagai benar dan sudah terbukti tidak menyusahkan orang lain, bahkan sebaliknya, memberi kebaikan dan manfaat.

Dalam membahas etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis, sama halnya dengan berbicara tentang moral (mores). 

Manusia yang etis ialah manusia yang secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun