Mohon tunggu...
Istiqomah
Istiqomah Mohon Tunggu... Mahasiswa - بسم الله الرّحمن الرحيم

sedang menimba, dengan seutas tali dan sebuah ember kecil yang seringkali kembali kosong sebab goncangan yang tak mampu ditahan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rintik

15 Agustus 2022   11:44 Diperbarui: 15 Agustus 2022   11:50 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rintik

Pagi menjelang berjuta kenang
Hujan menerpa bermilyar genang
Bukan sekedar titik, tapi ribuan rintik
Meski sedetik, kuyup tak tertampik

Tak perlu risau apalagi galau
Selama masih air, jangan pernah khawatir
Hari ini anggap halaman baru dalam buku kehidupan
Lalukan yang terbaik agar tiada sesal dikemudian

Jangan hiraukan ia yang laksana hujan
Datang dan tinggalkan kesemuan yang mengiris
Anggap biasa orang yang singgah tanpa kesungguhan
Apalagi yang hanya menebar kata manis berakhir tragis

Hujan lebih sering tak diharapkan
Apalagi berbadai dan berkilat terang
Tapi dibaliknya banyak tersimpan rahasia
Pikirkanlah..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun