Diapun hanyalah seorang gadis biasa. Pastilah ada perasaan suka. Pada dia yang memang mengundang rasa. Dan itu hal wajar yang terjadi pada kisaran usianya. Hanya saja mungkin berbeda cara menyikapinya.
Dia tak pandai mengungkapkan rasa. Â Memutuskan untuk diam, menyimpannya rapat. Dalam perihal ini, sahabat dekatpun tak ia biarkan terlibat. Bukan karena tak percaya. Â Namun, sebab takut jikalau beda dengan apa yang menjadi harapannya. Takut jika berujung kecewa. Pun rasa ini belum tentu sejati. bisa saja ini hanya sebuah rasa sesaat atau hanya godaan setan yang dapat menyesat. Membuatnya salah kala langkah menapak.Â
Tapi tahukah engkau? Diamnya tak benar-benar diam. Gadis itu, sebenarnya selalu mengadu.
air suci mengalir lembut membasahi pipi,Â
dengan sajadah tergelar di sepertiga malam.Â
tunduk sujud seraya mengadu.Â
berdoa. Berharap dia yang menjadi penyempurna agama.Â
bila ketetapannya berbeda, tak akan jadi masalah. Karena yakin akan ketetapan-Nya yang indah. Yang selalu ada hikmah. Manusia hanya bisa berencana dan berusaha mewujudkannya. Perlu diingat, bahwa semua Allah yang menentukan mana yang dirasa tepat. Apa yang baik menurut manusia belum tentu baik menurut-Nya, bukan?
.
Ceritanya cinta dalam diam
.
Yang tak benar diam.