Mohon tunggu...
Isti Nurhayati
Isti Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Isti Nurhayati

Isti Nurhayati, Kalteng

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Antologi Pertama Membuatku Tergoda

7 Juli 2022   21:55 Diperbarui: 8 Juli 2022   22:12 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keinginan untuk bisa menulis itu ada sejak dahulu, namun saya tak tau bagaimana memulainya dan bagaimana cara menulis yang baik. Saya suka melihat orang lain bisa membuat tulisan apalagi sampai bisa diterbitkan menjadi buku. 

Patut bangga untuk Bapak/Ibu  Pegiat Literasi Nusantara khususnya teruntuk Om Jay dan Tim Solid yang sudah lama bisa membuat karya menjadi berpuluh-puluh buku baik buku solo maupun buku antologi.

Berawal dari mencoba ikut menulis puisi di Perkumpulan Rumah Seni Aznur  (PERRUAS)  yang saat itu diajak kawan untuk bergabung di WAG, kucoba untuk ikut dan menyimak peraturan-peraturan yang disampaikan mentor. Bang Aznur membimbing kami melalui zoom cara menulis puisi  dan juga teknik membaca puisi yang baik untuk dijadikan konten youtube.

Dengan semangat kami mengikutinya akhirnya puisiku diterbitkan menjadi  buku antologi bersama 1000 guru ASEAN pada tahun 2018 dan tahun 2021. Rasa senang dan bangga pasti kurasakan karena buku antologi itu merupakan buku yang pertama kali memuat puisiku.

Pada tahap berikutnya masih dalam suasana Pandemi Covid 19 saya mencoba lagi bergabung dengan WAG teman-teman guru Madrasah FPBI (Forum Pengajar Bahasa Indonesia) MA nasional untuk membuat buku antologi puisi. Saat itu setiap guru diminta untuk mengirimkan dua puisi. Buku antologi pun jadi dengan judul " Cakrawala Budaya Nusantara".

Pada awal Januari 2022  saya  mendapat informasi tentang kelas belajar menulis PGRI asuhan Om Jay yang sudah memasuki gelombang 23 dan 24. Diberikan link saya langsung bergabung dengan WAG di gelombang 24 yang saat itu kegiatannya dimulai tanggal 15 Januari dan berakhir tanggal 26 Maret 2022.

Pada awal kegiatan saya aktif menyimak materi yang diberikan narasumber yang luar biasa, namun di tengah perjalanan  sempat hampir putus asa sampai ketinggalan empat resume karena  ibu saya meninggal dunia dan saya harus pulang ke Jawa. 

Semua ada hikmahnya dalam suasana duka, supaya saya tidak berlarut-larut dalam kesedihan, ku isi kesibukanku dengan membuat empat resume yang tertinggal tadi.

Semangat dan mimpiku agar bisa mempunyai buku antologi tak sia-sia. Setelah selesai 30 pertemuan banyak kurator dari alumni kelas belajar menulis PGRI yang mengajak kolaborasi menulis buku antologi dengan biaya yang sangat terjangkau. Saya pun tertarik untuk ikut agar bisa sambil melatih ketrampilan  menulisku.

Saat yang bersamaan muncul ide saya untuk mengajak siswa-siswi menulis karya, di mana karya tersebut akan diterbitkan menjadi buku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun