Mohon tunggu...
Isti Mulyani
Isti Mulyani Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka corat coret

Be different, be the best and be an inspiration

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Guru dalam Mengajarkan Pendidikan Karakter di Era Milenial

25 November 2018   22:40 Diperbarui: 25 November 2018   22:57 3081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seperti artikel yang pernah saya tulis sebelumnya di kompasiana dengan judul Media Sosial sebagai Personal Branding  (Lihat pada link ini).

Bahwa era digital ini segala sesuatunya tidak terlepas dari IT. Tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Revolusi dalam dunia pendidikan menuntut peran guru untuk selalu up to date. Sehingga bisa menghantarkan siswanya untuk siap menghadapi dunia kerja dan persaingan global setelah mereka lulus. Penggunaan internet, wifi dan peralatan serta software-software yang mendukung segala jenis tantangan kerja juga sudah tidak asing lagi.

Kemarin saya baru saja di undang dalam acara "Launching Sinergi Google for Education dan JogjaBelajar" di Dinas Dikpora DIY. Dalam acara launching tersebut dipaparkan dimana di dalam fitur-fitur pada Jogjabelajar dan Google for Education tersebut berbasis E-Learning. 

Sehingga guru dan murid dapat melakukan interaksi bahkan kolaborasi dalam proses pembelajaran tanpa harus saling bertatap muka langsung. Fitur seperti pembuatan proposal secara online dan bersama-sama walaupun di tempat berbeda hingga video call interface telah disediakan oleh Google melalui PT. DUGI yang bekerjasama dengan Balai Tekkomdik DIY dan Dinas Dikpora DIY. Semua itu guna mewujudkan "Jogja Sebagai Pusat Pendidikan Terkemuka Kelas Kunia Tahun 2025". Juga untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0.

Di antara banyaknya hal positif dari pemanfaatan teknologi berbasis IT, hal yang terkadang kita lupakan bahwa penggunaan gadget dan IT yang masuk secara massiv menyebabkan pola perilaku anak menjadi ikut "berevolusi". Penelitian menurut Handrianto (2013) bahwa ada beberapa dampak negatif dari penggunaan gadget diantaranya malas membaca dan menulis, penurunan kemampuan bersisoalisasi, penurunan konsentrasi belajar dll.

Hal ini sangat bertolak belakang dengan gencarnya pemerintah membangun kembali pendidikan karakter.

Jika kita melihat akhir-akhir ini banyak terjadi polemik nilai TKP ujian CPNS 2018 yang jatuh karena passing grade yang tinggi. Dapat kita asumsikan bahwa sebenarnya pemerintah bukan hanya mencari calon abdi negara yang cerdas, tetapi juga memiliki karakter yang baik. Karena tantangan kedepan dibutuhkan manusia-manusia yang cakap dalam pekerjaan tetapi cakap dalam bersikap.

Problem inilah sebenarnya tantangan guru di era milenial. Kurikulum kita K-13 yang mengedepankan pendidikan karakter harus menghadapi era milenial juga generasi milenial itu sendiri yang mana harus melek IT. Sedangkan pengaruh negatif IT sendiri salah satunya adalah mengikis nilai karakter seperti sopan santun, kemandirian, tanggung jawab, kejujuran dll.

Oleh karena itu, semua stakeholder pendidikan perlu melakukan inovasi-inovasi dalam menerapkan pendidikan karakter dengan tetap memaksimalkan penggunaan IT. Siapa stakeholder itu? Semua pihak baik guru, murid, orangtua murid, pemerintah atau pemangku kebijakan, bahkan masyarakat/lingkungan.

Di bawah ini ada beberapa peran guru yang sudah saya terapkan di sekolah saya, yang mudah-mudahan bisa diimplementasikan untuk mengajarkan pendidikan karakter kepada siswa/muridnya. Yaitu:

1. Setiap masuk kelas selain memberikan motifasi saya juga memberikan cerita inspirasi dari berbagai sumber dan tokoh ternama. Selain meningkatkan percaya diri dan motifasi belajarnya, tujuan saya adalah membangkitkan kreativitas dan imajinasi mereka. Karena kebetulan mapel yang saya ajar adalah mapel produktif Multimedia.

2. Di sela-sela pelajaran saya ajak mereka berdiskusi tentang topik teraktual agar mereka selalu sigap menanggapi sesuai porsi dan juga bisa bijak memilah mana berita asli dan hoax.

3. Ketua kelompok selalu saya buat bergiliran agar semua murid merasakan di posisi ketua sehingga dapat belajar untuk bertanggungjawab.

4. Materi pelajaran saya selipkan unsur nilai moral. Contohnya saya beri tugas untuk membuat komik/cergam berisi ironi kemudian ada pesan moralnya. Ataupun poster nonkomersial bertema pendidikan ataupun lingkungan.

5. Selalu ada part untuk meresensi buku. Hal ini bertujuan agar mereka gemar membaca dan menulis.

Menjadi guru di era milenial tidaklah semudah mengajarkan dan memberi contoh, tetapi tekad yang benar-benar kuat untuk merubah atau membentuk karakter yg baik. Mulai dari hal terkecil, mulai dari diri sendiri dan mulai sekarang.

Selamat hari guru. Semoga kita menjadi guru yang senantiasa mengikuti perkembangan jaman juga tidak lupa menanamkan nilai-nilai baik bagi murid kita. Menjadi role model bagi murid kita. Dan juga pelita mulai dari keluarga hingga bangsa.

Dan satu hal guru juga harus menulis. Karena menulis adalah pekerjaan yang abadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun