Mohon tunggu...
Iis Siti Aisyah
Iis Siti Aisyah Mohon Tunggu... Freelancer - Teacher | Reader | Freelance Writer

Penikmat buku dan coklat secara bersamaan. Sini nyoklat di jejaksuaraa.blogspot.com :)

Selanjutnya

Tutup

Hobby

"Kembara Rindu", Novel yang Memperlihatkan Sosok "The Santri"

14 Oktober 2019   14:05 Diperbarui: 14 Oktober 2019   14:11 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Jika ditanya apa perbedaan manusia pada umumnya, jawabannya adalah kebermanfaatannya. Karena itulah dalam sebuah hadits dikatakan "sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat. "

Dalam novel dwilogi yang terdiri dari 266 halaman dan terbit pertama pada tanggal 1 September 2019, dengan latar Cirebon dan Lampung ini saya melihat sisi kebermanfaatan santri. Begitu pula sosok Ridho yang menjadi Fahri-nya (jika dalam AAC) menjadi panutan yang sepertinya akan sulit ditemukan di dunia nyata. 

Saking terlalu sempurnanya dalam pandangan manusia awam yang serba banyak dosa ini. Pernah dalam suatu kuliah umum Habiburrahman El-Shirazy atau yang dikenal Kang Abik juga menyatakan tentang sosok Fahri yang dinilai netizen terlalu sempurna untuk ukuran manusia, dan beliau menjawab sosok Fahri itu ada, meskipun tidak terkenal di dunia maya dan manusia.

Mengapa saya bilang, novel Kembara Rindu ini memperlihatkan karakter "the santri" yang sesungguhnya? Santri yang sesungguhnya bagi saya memang tidak harus terkenal di dunia ini. Mereka bekerja dalam keheningan bahkan penuh ujian dalam hidup. Sejatinya, memang dunia ini tempat ujian bukan tempat menuai hasil. 

Ridho seorang anak yatim yang "dibuang" ke pesantren menjadi khodim (pembantu) kyainya selama di Cirebon. Ciri khas santri adalah penghormatan dan kerendahan hati untuk menerima setiap perintah gurunya tersebut. Tanpa pernah berkata kasar, mendengki, merasa tidak diadili atau disuruh-suruh, santri dengan senang hati akan menuruti semua titah guru mengajinya tersebut.

Ciri khas yang kedua dari the santri adalah, ketegasan dalam mengambil keputusan. Ridho yang mengetahui sepupunya memiliki hak atas waris ayahnya memberanikan diri untuk mengambil hak saudarinya tersebut. Tidak dengan cara membiarkan atau mengikhlaskan. Kenapa? Karena hak tetap hak, dan bathil tetap bathil. Membiarkan hak orang lain direnggut atau tidak diberikan seharusnya menjadikan orang yang berilmu paham arti pasrah. Karena sesuatu memang harus diperjuangkan.

Ciri khas yang ketiga dari the santri dari novel ini adalah, perjalanan hidup dan kerinduan manusia sesungguhnya adalah ketika ia menemui Rabb-nya. Perjalanan yang ia tempuh di dunia hanyalah sebuah proses yang seharusnya tidak ia harapkan dari manusia. Itu menjadikan jiwa the santri jauh dari kata sombong dan ingin dipuja-puja. Bukan.. bukan itu yang diharapkan. Seperti sebuah nasihat Kyai Nawir pada novel ini:

"Santri-santriku, dalam pengembaraan mengarungi kehidupan dunia ini, jadilah kalian orang-orang yang penuh rindu. Orang-orang yang rindu pulang. Jadilah seperti orang yang mengembara dan sangat rindu untuk segera pulang, tentu berbeda dengan orang-orang yang tidak merasa rindu, meskipun sama-sama bepergian. ..."

Ciri khas yang keempat dari sebuah cerita adalah tentang cinta. Tidak ada yang bisa lepas dari cinta, entah itu antar sesama, keluarga, guru dan murid, sepasang wanita dan laki-laki dan lain sebagainya. Begitu pula the santri pun sebagai manusia biasa, ia memiliki fitrah untuk mencintai dan dicintai. 

Fitrah manusia tidak akan lepas dari semua itu. Hanya saja the santri bisa menempatkan cintanya untuk siapa, menjaga marwah dirinya, keluarganya dan agamanya. Menarik ditunggu novel kedua Kang Abik ini, karena belum diketahui siapa yang akan menjadi pendamping Ridho. Apakah Lina, Kakak dari Syifa sang anak yatim yang merupakan sepupu Ridho, atau Diana Putera gurunya selama di pesantren.

Terakhir, dari novel ini kita belajar bahwa memang setiap perjuangan tidak akan lepas dari penialain Allah Swt. The santri yang penuh dengan ujian dan cobaan tentu tidak akan menyerah dengan keadaan, ia juga harus sukses dan menebarkan ilmunya tersebut. Dengan demikian dakwah  Ridho bisa menyebar luas pun akan disambut makhluk di dunia dan di langit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun