Saya baru memulai tulisan pertama saya tentang "Belajar Agama Dari Ulama Terdahulu" pada tanggal 18 Februari kemarin. Bisa di cek di sini
Saya merasa bahagia karena tulisan saya ternyata masuk artikel pilihan. Padahal itu tulisan pertama saya di kompasiana. Namun ada yang tidak bisa saya lakukan. Yaitu membalas komentar pada artikel tersebut. Sampai sekarang komentar dari Ka Taufik dan Pa Afifuddin hanya saya like.Karena hanya itu yang memang saya bisa.Â
Berapa puluh kali saya coba membalas komentar namun tetap gagal, dan yang muncul justru "1 Januari 1970" (padahal itu bukan tanggal lahir saya) dan poto rusak dibagian awal. Saya orang yang humble dan nggak enakan. Saya merasa berdosa sampai saat ini belum bisa membalas komentar beliau-beliau ini, yang notabenenya berkomentar yang baik, dan mengapresiasi tulisan saya. :(
Saya sudah minta bantuan teknis dan admin kompasiana,namun barangkali dari kawan-kawan kompasianer ada yang tahu trik tertentu untuk bisa memberi komentar dan membalas komentar, saya tunggu ya. Sambil menunggu pula tanggapan dari pihak kompas itu sendiri. Saya ucapkan terima kasih.
Daripada tulisan ini berlalu tanpa makna. Saya mengingat sesuatu yang berkaitan dengan karakter orang yang berbeda-beda dan kaitannya dengan berburuk sangka yang akhirnya jadi fitnah atau menilai orang tanpa tahu karakter orang tersebut. Kenapa demikian? Saya punya teman yang ceria, mudah bergaul, dan pintar sekali mengajak orang lain ke susasana yang dia ciptakan. Tapi dibalik hal tersebut ada sesuatu yang tersembunyi.Â
Dia ternyata tidak sebaik itu, rahasia kita yang tadinya serasa aman menjadi bocor karenanya. Sebaliknya, saya juga punya teman yang jutek, cuek, dan sepertinya nggak asyik diajak bicara. Tapi ketika sudah tahu aslinya, dia seorang penengah yang baik, pendengar yang baik dan juga pemberi solusi yang keren.Â
Menanggapi banyaknya kasus yang terjadi tentang pembunuhan lewat media sosial, karena perkenalannya yang mengasyikan sampai pertemuan yang membawa korban pada janji palsu itu dimanfaatkan "orang yang pintar bikin nyaman" ini ke dalam situasi buruk dan berakhir pembunuhan. Ah.. kok jauh dari bahasan ya. Tetapi pada dasarnya, kita harus bisa menjaga diri dari perilaku yang memang janggal.
Mungkin itulah kenapa, lebih baik kita mencoba untuk mengenal orang terlebih dahulu daripada sibuk menilai orang tersebut. Ini realita yang sering terjadi. Intinya, jika ada yang komentar di artikel saya ini, tolong ya beri trik untuk mengomentarinya. Jelas, saya bukan orang jutek untuk berkomentar. Meskipun memang kadang jutek juga di dunia nyata. hahaÂ