Mohon tunggu...
Istiadah Afifi
Istiadah Afifi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Institut Ilmu Al Qur'an (IIQ) An Nur Yogyakarta Fakultas Ushuluddin Program Studi Ilmu Al Qur'an dan Tafsir

Bismillah:)

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Disiplin Waktu Menurut Al Qur'an

23 Januari 2021   18:20 Diperbarui: 23 Januari 2021   19:22 7320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Disiplin bukan hanya tentang bekerja. Tetapi disiplin itu tentang segala hal, waktu salah satunya. Kita harus bisa membaginya, kapan kita ibadah, bekerja, belajar dan lain sebagainya. Kita sebagai seorang muslim punya kewajiban. Dengan disiplin kita akan selalu berusaha mengerjakannya tepat waktu.
      Apalagi jika seorang pelajar. Harus pintar membagi waktu kapan mengerjakan tugas agar tidak numpuk. Jika sudah numpuk, rasa malas akan semakin menjadi. Alhasil setiap hari kita dihantui tugas-tugas dan berakhir menyerah. Tanpa berpikir berapa banyak waktu yang telah dihabiskan untuk mencapai pada titik itu.
       Imam Ali R.A. berkata “Seorang muslim harus memetakan waktunya dalam satu hari menjadi tiga bagian; waktu untuk menyembah Allah, waktu untuk mencari nafkah dan waktu untuk kepentingan pribadi dalam hal materi”.
       Dengan disiplin waktu, sebanyak apapun pekerjaan yang diberikan, kita akan mudah mengerjakannya, karena manusia itu di perbudak oleh kebiasaannya.
Seperti pepatah yang mengatakan “waktu adalah uang” maka kita harus menggunakan waktu sebaik mungkin, karena waktu yang hilang, tidak akan pernah bisa dikembalikan.
Lalu bagaimana disiplin waktu menurut Al Qur’an?
        Banyak dari kita tidak menyadari pentingnya 1 detik waktu yang telah terlewati atau yang akan datang. Ada yang sadar tapi jarang digunakan untuk melakukan kebaikan. Kebanyakan sadar setelahnya yang tersisa hanya penyesalan dan kerugian. Sebagaimana firman Allah SWT. Surat Al asr ayat 1-3:
وَالْعَصْرِ
 إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَفِی خُسۡرإِلَّا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟
وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوۡا۟ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡا۟ بِٱلصَّبۡرِ
Yang artinya, “Demi waktu, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran”.
      Jika kita benar-benar hidup berdisiplin waktu, maka jalan usaha dan kerja sebagai perwujudan ibadah kepada Allah akan selalu mendapat keridhaan serta kemudahan dari padaNya. Bukan dari orang lain, akan tetapi hasil dari usaha kita sendiri.
Dalam Qur’an surat Al Isra' ayat 84
 كُلࣱّ یَعۡمَلُ عَلَىٰ شَاكِلَتِهِۦ فَرَبُّكُمۡ أَعۡلَمُ بِمَنۡ هُوَ أَهۡدَىٰ سَبِیلࣰا
yang artinya: “Katakanlah tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing, maka tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya”.
        Allah memerintahkan kita untuk melakukan sesuatu yang menjadi kemampuan/pasion, dalam artian kita harus menekuni satu hal sampai menjadi keahlian khusus.
       Dengan disiplin waktu kita banyak mendapatkan manfaat. Selain semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
1.Disiplin dapat memberikan keseimbangan dunia dan akhirat.
Dengan disiplin waktu kita dapat menyeimbangkan kepentingan dunia dan akhirat. Dalam surat Al qasas ayat 77 telah dijelaskan yang artinya “ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.
2.Disiplin dapat menghindarkan dari sifat lalai
Jangan meremehkan sesuatu, hal sekecil apapun. Karena suatu saat akan menjadi boomerang untuk diri sendiri.
3.Mendapatkan kepercayaan diri
Jika kita sudah terbiasa disiplin, maka kita tidak akan ragu menunjukkan keahlian kita. Kepercayaan diri akan tumbuh dalam melakukan segala hal tanpa takut akan pendapat orang lain.
Sebagaimana firman Allah SWT Q.S. Ali Imran ayat 139 yang artinya “ jangan kamu bersikap lemah dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang- yang beriman”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun